Prosedur Medis Harus Ketat

Try/H-1
08/3/2016 02:05
Prosedur Medis Harus Ketat
(THINKSTOCK)

JOUDY Feldy Kumendong, 21, mahasiswa Universitas Klabat Manado, akhirnya memutuskan melakukan transplantasi ginjal setelah menjalani dialisis (cuci darah) selama 3,5 tahun dengan frekuensi dua kali dalam seminggu.

Keputusan yang dia ambil bukanlah hal mudah.

"Saya melakukan transplantasi pada Agustus 2014 dengan pendonor ibu saya sendiri," kenangnya.

Sebelumnya, keluarga Joudy mencari donor ataupun orang yang menjual ginjal.

Namun, niat itu ia urungkan setelah menjumpai ketidakpastian.

"Banyak yang cerita pendonor kabur setelah dibayar membuat kami takut," ujarnya. Keluarga juga bingung karena dialisis pun tidak murah dan harus dua kali seminggu.

Dokter menyimpulkan Joudy harus melakukan transplantasi karena dialisis hanya mengulur hidupnya untuk beberapa tahun kemudian.

Dari situ sang ibu menawarkan diri sebagai Donor.

Dari konsultasi di RSCM yang dimulai Februari 2014, Joudy baru ditindak pada Agustus 2014.

Penundaan terjadi karena biaya besar yang harus ditanggung keluarganya.

"BPJS hanya menanggung biaya untuk saya sebagai pasien, sementara biaya donor, mama, tidak ditanggung, sekitar Rp250 juta. Operasi di-pending karena harus mengumpulkan uang terlebih dahulu," kata Joudy.

Setelah uang terkumpul pada Mei, dia harus mengantri bedah transplantasi dari awal.

Namun, itu terus-menerus ditunda dari pihak rumah sakit dengan berbagai alasan, seperti tidak ada kamar rawat inap pascaoperasi.

Setiap hari dia dan ibunya mengunjungi rumah sakit untuk menanyakan jadwal operasi dan kamar kosong.

"Sebenarnya kamar saat Juli itu belum bisa dipakai, tapi kami desak terus. Kemudian saya dirawat lebih dari tiga minggu sebelum operasi. Sementara mama selama dua minggu untuk siapkan fisik," kisah mantan atlet tenis di Manado itu.

Ketatnya prosedur operasi itu diakui Joudy harus dilakukan dokter.

Wawancara dengan pendonor dilakukan setelah Joudy masuk rawat inap dan sudah mengetahui tanggal transplantasi.

Dokter tiap hari datang bergantian mewawancaranya hingga pada dokter terakhir, yaitu psikolog.

Pascaoperasi, masa pemulihan ibu Joudy butuh waktu lebih dari sebulan.

Sementara itu, dirinya baru diperbolehkan dokter RSCM untuk bergerak setelah tiga bulan masa pemulihan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya