Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ini 246 Laboratorium Rujukan Nasional Covid-19

Zubaedah Hanum
10/7/2020 08:30
Ini 246 Laboratorium Rujukan Nasional Covid-19
Infografis(Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19)

HINGGA Kamis (9/7), penambahan kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Indonesia menjadi 70.736 orang setelah adanya penambahan kasus sebanyak 2.657 orang. Data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan 23.823 spesimen pada Rabu (8/7), hingga total akumulasi yang telah diuji menjadi 992.069 spesimen.

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Nasional) Achmad Yurianto menyebutkan, uji pemeriksaan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode PCR (polymerase chain reaction/PCR) di 161 laboratorium, Test Cepat Molekuler (TCM) di 115 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 292 laboratorium.

PCR swab dilakukan dengan mengambil sampel lendir dari dalam hidung maupun tenggorokan. Dua area tersebut dipilih karena menjadi tempat virus menggandakan dirinya.

Dikutip dari laman BNPB, data per 3 Juli 2020 menunjukkan ada 246 laboratorium rujukan nasional covid-19 yang ditunjuk untuk melakukan PCR covid-19. Yang terbanyak berlokasi di DKI Jakarta sebanyak 46 laboratorium, Jawa Barat 39, dan Jawa Timur 34.

Jika dibandingkan dengan data 21 Mei 2020, ada penambahan jumlah laboratorium pemeriksa PCR covid-19 yang signifikan. Dari yang tadinya 129 menjadi 246 laboratorium rujukan nasional covid-19, atau bertambah 90%.

Epidemiolog menyatakan, PCR dinilai lebih akurat untuk mendeteksi keberadaan SARS-Cov-2 penyebab covid-19 di dalam tubuh, dibandingkan rapid test antibodi. Bahkan, seharusnya PCR tidak hanya dilakukan kepada orang yang sakit melainkan juga orang yang sehat.

Biaya PCR yang harganya jutaan rupiah, menjadi alasan mengapa rapid test akhirnya lebih banyak digunakan dan cenderung dibisniskan. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya