Gerakan Pemberantasan Nyamuk belum Efektif

Pro/H-4
07/3/2016 03:20
Gerakan Pemberantasan Nyamuk belum Efektif
(ANTARA/HASAN SAKRI GHOZALI)

BELUM efektifnya gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menjadi penyebab kasus penularan demam berdarah dengue (DBD) masih marak terjadi di Indonesia.

"Gerakan membunuh jentik nyamuk masih belum efektif terjadi di sebagian besar daerah," sebut dokter spesialis penyakit dalam RS Bethsaida, Duddy Mulyawan Djajasastra, di Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu.

Tidak berjalannya program PSN ditambah 3M Plus (menguras, menutup, dan menggunakan kembali tempat air) disebabkan sejumlah faktor, mulai sosialisasi yang minim, rendahnya kesadaran masyarakat, hingga sifat cepat berpuas diri masyarakat bila tidak ditemui kasus di daerah mereka.

Hal itu diperparah dengan derasnya laju mobilisasi penduduk dan migrasi penduduk yang menimbulkan tempat-tempat kumuh baru di perkotaan.

Belum lagi, tambah Duddy, adanya faktor pemanasan global menjadikan vektor pembawa DBD semakin sulit diberantas.

Menurut Duddy, satu-satunnya cara paling efektif untuk menekan kasus DBD pada saat ini hanyalah lewat PSN dengan 3M Plus.

Pasalnya, sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin dan obat penyakit DBD.

Berkenaan dengan wabah Zika yang kini tengah merebak di Amerika Latin, Duddy menyatakan cara mengatasinya sama dengan DBD.

Hal itu disebabkan vektor Zika dan DBD sama, yaitu nyamuk Aedes aegypti.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedi Priharto.

Menurut dia, cara terbaik untuk mencegah DBD hanyalah dengan melakukan gerakan PSN setiap hari.

Menurut dia, pemberantasan sarang nyamuk lebih efektif mencegah karena membunuh nyamuk saat masih jentik lantaran nyamuk belum berkembang.

Berkenaan dengan pengasapan (fogging), sejatinya baru bisa dilakukan saat sudah terjadi kejadian DBD pada suatu daerah.

Hal tersebut juga sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pengendalian Demam Berdarah.

Dalam aturan tersebut disebutkan, fogging bisa dilakukan setelah puskesmas setempat melakukan penyelidikan epidemiologi atau kajian untuk melihat sejauh mana penularan demam berdarah di wilayah bersangkutan.

Jika fogging dilakukan sembarangan, nyamuk dikhawatirkan akan kebal terhadap obat kimia tersebut.

Oleh karena itu, kata Koesmedi, ia berharap masyarakat tak meminta pihak lain melakukan fogging jika tak ada izin dari puskesmas setempat.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya