Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Operasi Jantung, Pasien Perlu Tes Covid-19 dahulu

Eni Kartinah
12/6/2020 15:20
Operasi Jantung, Pasien Perlu Tes Covid-19 dahulu
Tim medis melakukan praktik pemasangan ring jantung kompleks di ruang kardiologi RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur.(ANTARA/Destyan Sujarwoko)

OPERASI menjadi salah satu pilihan terapi dalam mengatasi penyakit jantung koroner. Namun di masa pandemi covid-19 ini, ada pemeriksaan tambahan yang harus dijalani pasien yang hendak menjalani operasi jantung, yakni  pemeriksaan bebas virus korona.

“Pemeriksaan itu meliputi rapid test, swab test, dan CT Scan paru. Kalau hasilnya menunjukkan pasien bebas covid-19,  barulah operasi dilaksanakan,” ujar dokter spesialis toraks kardiovaskular, dr Maizul Anwar SpBTKV dalam telekonferensi bertajuk Operasi Jantung di Masa Pandemi yang digelar Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ), Jakarta, Jumat (12/6).

Baca juga: Gaya Hidup Penyebab Utama Sakit Jantung

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan pasien jantung mengidap covid-19, lanjut dia, operasi tidak bisa dilakukan. Pasien harus menjalani perawatan hingga pulih dari covid-19.

Dokter Maizul yang juga pimpinan Siloam Heart Institute (SHI) itu mengingatkan, di masa pandemi ini pasien penyakit jantung tidak boleh lengah. Konsultasi dan pengobatan rutin harus dilakukan. Caranya, bisa melalui layanan telekonsultasi.

Namun jika merasakan gejala yang tidak biasa, jangan ragu untuk  periksa ke rumah sakit. Menurutnya, pihak rumah sakit, seperti Siloam, tentu menjalankan protokol kesehatan bagi pasien dan tenaga medis untuk memastikan keamanan.

“Dokter dan petugas kesehatan, serta staf lainnya di SHKJ juga dilakukan screening dan pemeriksaan covid-19 secara berkala untuk memastikan keamanan staf dan pasien yang dilayani,” ucapnya.

Ia menambahkan, dari beragam jenis penyakit jantung, menerangkan penyakit jantung yang paling umum terjadi adalah penyakit jantung koroner. Biasanya kasus jantung koroner dialami mulai dari usia produktif yaitu termuda 31 tahun hingga 85 tahun. Untuk kasus usia di bawah 50 tahun, kejadian penyakit jantung koroner berhubungan erat dengan gaya hidup, seperti pola makan yang kurang baik, merokok, tidak berolahraga, hipertensi, serta stres yang tinggi. Selain itu, dapat juga terjadi karena hiperkolesterolemia.

"Pada kasus-kasus penyakit jantung koroner yang tidak bisa diatasi lagi dengan obat-obatan atau pasien yang sudah memasang stent dan tidak dapat diulang lagi, dalam dunia medis solusi untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan melakukan prosedur Coronary Artery Bypass Graft (CABG)," jelas Maizul.

CABG adalah sebuah prosedur tindakan bedah dengan membuat pembuluh darah baru atau biasa disebut bypass pada penyakit jantung koroner. Pembuluh darah baru tersebut nantinya akan melintasi pembuluh darah jantung yang menyempit dengan menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain, seperti arteri di dada, lengan, dan pembuluh vena dari kaki. Tindakan CABG dapat dilakukan dengan menggunakan dua teknik, yaitu dengan menggunakan mesin jantung paru konvensional (on pump) atau tanpa menggunakan mesin jantung paru (off pump). (RO/A-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya