PTS Segera Rekrut Dosen

Syarief Oebaidillah
03/3/2016 12:45
PTS Segera Rekrut Dosen
(MI/Ramdani)

PEMERINTAH meminta sejumlah perguruan tinggi swasta (PTS) bermasalah yang masih dalam proses pembinaan segera memperbaiki rasio dosen dan mahasiswa. Pasalnya, mereka hanya diberi waktu hingga 30 Juni 2016 agar PTS bersangkutan tidak ditutup.

"Kami beri kelonggaran sampai 30 Juni 2016. Kami minta PTS segera merekrut dosen baru agar rasio dosen dan mahasiswa di PTS ideal," kata Direktur Pembinaan Kelembagaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) Totok Prasetyo di Jakarta, kemarin.

Tahun lalu, ada 243 PTS bermasalah karena kelas jauh, konflik yayasan, jual beli ijazah, serta rasio dosen dan mahasiwa yang tidak sesuai standar. Hingga kini, 12 PTS di antaranya masih proses pembinaan.

Totok menyatakan berdasarkan peraturan menteri, rasio jumlah ideal dosen dan mahasiswa di PTS ialah 1:30 untuk mata kuliah eksakta dan 1:45 untuk sosial. "Faktanya, ada PTS yang langsung merekrut dosen baru untuk memperbaiki rasio dosen dan mahasiswa agar bisa aktif kembali."

Ia mencontohkan Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri di Jawa Timur. Setelah dinonaktifkan, kampus itu berkomitmen menjalankan pakta integritas, seperti perbaikan manajemen, perbaikan rasio dosen dan mahasiswa, serta penghentian pembukaan kelas jauh. "Hasilnya, pada 9 November 2015, UNP bisa jadi PTS pertama yang aktif kembali di wilayah Kopertis VII Jawa Timur," ucapnya.

Sekretaris Pelaksana Kopertis VII Jawa Timur Ali Maksum menambahkan, langkah UNP yang aktif kembali jadi pelopor percontohan keberhasilan pembinaan PTS di Jawa Timur. Terbukti, langkah itu diikuti tiga PTS lain, yakni Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, IKIP PGRI Jember, dan IKIP Budi Utomo Malang.

Ali juga menekankan PTS yang mau aktif kembali harus memperbaiki rasio dosen dan mahasiswa. "Itu penting dan jadi ujung tombak mutu pendidikan tinggi," tutup Ali yang juga Guru Besar Universitas Negeri Surabaya itu.

Lebih tegas
Saat dihubungi, Rektor UNP Kediri Sulistiono mengakui setelah sempat dinonaktifkan, pihaknya segera mematuhi imbauan Kemenristek dan Dikti dengan memperbaiki manajemen, memenuhi rasio dosen, serta menye­top kelas jauh.

Langkah konkretnya, antara lain menata rasio dosen dan mahasiswa dengan memverifikasi data dosen dan mahasiswa pada Forlap Pangkalan Data Perguruan Tinggi.

Ia mengakui, saat itu banyak mahasiswa yang sudah lulus, tapi masih terdaftar pada Forlap Pangkalan Data Perguruan Tinggi sehingga rasio dosen dan mahasiswa menjadi 1:200. Dari situlah, pihaknya kemudian menyisir serta merekrut 90 dosen baru sehingga rasio dosen dan mahasiswa pun membaik menjadi 1:43.

"Selanjutnya, penyelenggaraan kelas di luar kampus atau kelas jauh kami tarik semua dan diselenggarakan di kampus," ujar Sulistiono.

Ketua Yayasan PGRI Kediri Juli Sulaksono menambahkan, pihaknya juga meningkatkan mutu dosen de­ngan menyekolahkan dosen ke jenjang S-3. Saat ini ada 46 dosen terdaftar S-3.

Terkait itu, pengamat pendidikan Doni Koesoema meminta pemerintah lebih tegas menyelesaikan persoalan PTS bermasalah yang kini masih berstatus dibina. "Jangan lama-lama ditunda status mereka karena bisa merugikan mahasiswa." (H-2)

oebay@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya