Masih Ada 280 PTS Kurang Sehat

Puput Mutiara
27/2/2016 03:20
Masih Ada 280 PTS Kurang Sehat
()

ASOSIASI Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP-PTSI) mengungkap fakta mengejutkan bahwa saat ini masih ada 280 PTS bermasalah atau yang dinilai kurang sehat.

Jumlah itu terkesan tidak masuk akal karena sebelumnya hanya 243 PTS yang dinonaktifkan pemerintah.

Awal Januari 2015, faktanya sebanyak 636 PTS mengalami masalah yang cukup rumit.

ABP-PTSI bersama Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti), Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi), dan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) terus melakukan pengawasan dan pembinaan.

"Hingga kini tersisa 280 PTS dari 205 yayasan yang berkonflik. Kalau tidak kita bantu, mereka ibaratnya sedang berada di garis kritis," ujar Ketua Umum ABP-PTSI Thomas Suyatno kepada Media Indonesia, Jumat (26/2).

Menurut Thomas, persoalan yang terjadi didominasi oleh konflik yayasan antara pembina, pengurus, dan pengawas ataupun pengurus yayasan dengan pimpinan perguruan tinggi.

Selain itu, masalah perebutan kekuasaan antara pimpinan dan senat perguruan tinggi.

Lebih detail, jelasnya, hampir 60% dari 280 PTS bermasalah itu berada di wilayah Sumatra.

Sisanya tersebar di Jawa Timur, Jakarta, Lampung, Palembang, Jawa Barat, dan Bali.

"Kita ambil contoh di Lampung, dari 5 PTS bermasalah 4 harus ditutup. Palembang, lebih dari tiga yang tidak bisa diselamatkan karena terlalu sulit. Kami sudah bicara dengan Kopertis dan Kemenristek Dikti," tutur dia.

Perguruan tinggi swasta yang ditutup itu lantaran tidak memenuhi sembilan variabel yang sudah ditetapkan pemerintah.

Pasalnya, perguruan tinggi minimum harus memenuhi lima dari kriteria yang ada.

"Bagi yang baru memenuhi satu atau paling banyak tiga variabel, kementerian memberi batas waktu penyempurnaan hingga 30 Juni mendatang."

Terus Dibina

Direktur Pembinaan Kelembagaan Pendidikan Tinggi Kemenristek dan Dikti Totok Prasetyo menekankan bahwa perguruan tinggi yang disebut kurang sehat itu sebenarnya memerlukan pembinaan lebih intensif.

"Kalau sakit, kita lihat dulu sakitnya apa. Kalau kurang dosen tetapnya, itu yang kita dorong. Jadi tidak semua yang sakit itu sakit terus," kata dia.

Menurut Totok, sekitar 280 PTS kurang sehat itu berada di cluster 5 dan perlu pembinaan.

Berdasarkan fakta integritas, masing-masing diberi waktu 6 bulan untuk memperbaiki.

Dia berjanji akan kembali mengecek jumlah PTS yang berada di cluster 5 itu, dan berharap bisa duduk bersama dengan pihak-pihak terkait mencari solusi terbaik.

"ABP-PTSI, Aptisi, Kopertis, nanti semua akan kita libatkan. Yang terpenting kita harus sama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kemenristek dan Dikti membentuk delapan tim untuk membina sejumlah perguruan tinggi yang ditutup karena persyaratan kelayakan tidak terpenuhi.

"Timnya sudah jalan, di dalamnya ada dari asosiasi pengelola perguruan tinggi swasta dan dari Kemenristek-Dikti juga. Mereka dilibatkan karena mengetahui kondisi di lapangan, sedangkan Kemenristek-Dikti mengetahui regulasinya," kata Menristek dan Dikti Mohamad Nasir. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya