Sang Pencatat Silsilah Satwa Liar

Rio/M-5
27/2/2016 00:35
Sang Pencatat Silsilah Satwa Liar
(MI/SUMARYANTO)

PERAMBAHAN hutan yang begitu masif di Indonesia berdampak tidak hanya pada tumbuhan, tetapi juga satwa langka yang hidup di dalamnya.

Salah satunya yang berada di ambang kepunahan ialah harimau sumatra.

Indonesia memiliki tiga jenis harimau yang keberadaannya sudah sangat langka, yaitu harimau jawa, bali, dan sumatra.

Sayangnya, dua di antaranya sudah punah. Kini hanya tersisa harimau sumatra dengan jumlah populasi kurang dari 600 ekor.

Berbagai upaya untuk menjaga populasi harimau sumatra dilakukan agar tidak punah, salah satunya dengan melibatkan perempuan pertama pencatat silsilah harimau sumatra di Indonesia, Drh Ligaya Tumbelaka, sejak 1992.

Kecintaannya pada alam liar, yaitu hutan memang seakan ada pada diri Ligaya.

Wanita itu pun tidak segan mengatakan dirinya lahir di belantara hutan di Sulawesi Utara.

Saat itu, kurang lebih selama satu tahun Ligaya dibesarkan di tengah hutan sebelum dirinya bersama keluarga pindah.

"Ya karena papa saya adalah tentara, jadi waktu mama hamil saya itu sedang ikut papa dinas dan saat mau melahirkan memang berada di hutan karena lokasi ke kotanya sangat jauh," kenang Ligaya.

Profesi ini sangat penting untuk menjaga perkembangan populasi harimau sumatra di Indonesia ke depannya karena seorang pencatat silsilah harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang setiap harimau dalam penangkaran serta sejarah hidupnya.

Mulai dari nama, jenis kelamin, nama induk, tempat lahir, asal, dan perkiraan usia.

"Hal ini sangat penting karena dengan demikian, kita dapat menganalisis di mana genetik-genetik harimau itu berada dan perkawinan terkontrol itu bisa kita lakukan sehingga bisa menjaga populasi harimau di Indonesia," jelas Ligaya.

Selama lebih dari 20 tahun menekuni bidang ini, Ligaya sudah berhasil mengawinkan lebih dari 100 ekor harimau sumatra yang tersebar di seluruh kebun binatang di Indonesia.

Padahal, dulu Ligaya tidak pernah sedikit pun bermimpi akan bergelut di bidang seperti ini.

"Awalnya saya belajar satwa primata. Namun, saat itu dosen pernah tanya kalau saya ditugaskan untuk belajar tentang hewan liar lain mau belajar tentang apa. Secara spontan saya langsung menjawab harimau sumatra," papar dokter hewan ini.

Kecintaan Ligaya pada harimau sumatera memang sangat mendasar. Menurutnya, sisa spesies harimau di Indonesia hanya tinggal satu, yakni harimau sumatra.

Jenis ini pun sudah sangat sulit ditemukan keberadaannya di Indonesia.

"Kita hanya bisa menemukan itu di Sumatra saja, di kisaran Lampung sampai Aceh. Itu juga sisanya tinggal sedikit saja," pungkasnya.

Kini ia tidak hanya menangani harimau saja, tetapi juga satwa liar lainnya seperti banteng, babi rusa, dan anoa.

Ligaya berharap ke depannya agar masyarakat Indonesia lebih sadar satwa liar ialah bagian dari Indonesia yang harus diselamatkan agar tidak terancam punah.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya