Sebagian Mempertanyakan, Lainnya Cuek Bayar Rp200

Richaldo Y Hariandja/*/H-1
24/2/2016 02:05
Sebagian Mempertanyakan, Lainnya Cuek Bayar Rp200
(ANTARA/Wahyu Putro A)

KERTAS berukuran folio terpampang di depan pintu salah satu toko ritel di Kompleks Inkopad, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kertas itu berisi pemberitahuan pemberlakuan kantong plastik berbayar per 21 Februari. Sudah tiga hari kantong plastik berbayar diberlakukan.

Dewi, 22, seorang kasir di toko ritel tersebut, mengatakan masih ada saja pelanggan yang kaget dan mengaku tidak tahu bahwa harus membayar Rp200 untuk kantong plastik belanjaan, karena dulu diberikan oleh pihak toko secara gratis. "Reaksi pengunjung beragam, ada yang paham, tapi tidak sedikit yang mengaku heran. Nah, ada juga yang masa bodoh karena mungkin harga kantong plastiknya yang terlalu murah. Mereka langsung bayar saja," papar Dewi.

Di beberapa pusat perbelanjaan di kawasan Thamrin, Jakarta, masih banyak pengunjung yang memanfaatkan kantong plastik sebagai wadah barang belanjaan. Mereka menenteng satu hingga tiga kantong plastik berisi barang belanjaan.

Pengunjung di swalayan Hero, yang juga sudah menerapkan plastik berbayar senilai Rp200 sejak dua hari lalu, terlihat belum punya alternatif lain menggantikan kantong plastik. Petugas kasir akan menawarkan terlebih dahulu apakah pelanggan mau menggunakan kantong plastik atau tidak. "Jika mau, dia mengingatkan bahwa sekarang dikenai harga Rp200," ujar seorang kasir Hero.

Ia mengakui, dalam tiga hari ini, memang tampaknya kebijakan kantong plastik berbayar belum menggerakkan dan mengubah perilaku konsumen untuk beralih ke kantong berbahan nonplastik secara seketika.

Sementara itu, salah seorang kasir di toko ritel di Bogor, Nur Dwi, 21, menyatakan terjadi pengurangan jumlah kantong plastik yang dikeluarkan toko ritel tempatnya bekerja. Akan tetapi, jumlah tersebut masih belum signifikan. "Paling selama 2 hari ini baru 15 kantong yang tidak keluar," tukas Nur.

Respons konsumen di toko ritel pun beragam. Salah satu konsumen, Robert Hasiolan, 57, yang dijumpai di Bogor mengakui telah mengikuti perkembangan isu kantong plastik berbayar sejak dua bulan terakhir.

"Jadinya ketika diterapkan, saya lebih memilih tidak pakai kantong plastik kalau belanja kecil," terangnya.

Menurut Robert, kebijakan pemerintah sudah tepat. Namun, harga Rp200 itu tidak signifikan menekan konsumsi plastik. "Kalau mau mengubah sikap, seharusnya jangan tanggung-tanggung," ucap Robert.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya