Paparan Asap Rokok Pengaruhi Gizi Anak

Ant/H-1
24/2/2016 01:35
Paparan Asap Rokok Pengaruhi Gizi Anak
(ANTARA/Eric Ireng)

PAPARAN asap rokok terbukti memengaruhi asupan gizi anak dan balita sejak dari dalam kandungan. Fakta tersebut bagi Indonesia sangat mengkhawatirkan, apalagi saat ini sudah berada pada darurat gizi pada anak dan balita.

Korelasinya, menurut ahli gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Diah Mulyawati Utari, lebih dari setengah populasi balita di Indonesia terpapar oleh asap rokok. Tujuh dari 10 anak usia 13 hingga 15 tahun terpapar oleh asap rokok dan lebih dari setengah perokok pasif ialah kelompok rentan, yaitu balita dan perempuan.

"Paparan asap rokok menyebabkan paru-paru anak terinfeksi, dampaknya mengurangi nafsu makan sehingga asupan gizinya kurang," kata Diah di Jakarta, Selasa (23/2).

Penelitian yang dilakukan Semba di Indonesia sepanjang 1999 hingga 2003 yang menyurvei 175 ribu keluarga miskin di perkotaan Indonesia menunjukkan tiga dari lima kepala keluarga ialah perokok aktif.

Menurut penelitian itu, perilaku merokok kepala rumah tangga memiliki hubungan bermakna terhadap gizi buruk balita. Belanja rokok juga telah menggeser kebutuhan makanan bergizi untuk tumbuh kembang balita.

"Padahal, risiko kematian balita keluarga perokok mencapai 14% di perkotaan dan 24% di perdesaan. Satu dari lima kasus kematian balita berhubungan dengan perilaku merokok orangtua," kata Diah.

Kepala Subdit Statistik Kerawanan Sosial Badan Pusat Statistik Ahmad Avenzora sebagai pembicara di acara seminar yang sama itu menambahkan, angka kemiskinan di Indonesia bisa berkurang bila konsumsi tembakau dikendalikan dan orang miskin tidak lagi merokok. Dia menjelaskan konsep kemiskinan yang digunakan BPS ialah ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar, makanan dan bukan makanan.

Kebutuhan dasar makanan ditentukan sebesar 2.100 kilokalori per kapita per hari berdasarkan 52 jenis komoditas makanan dan minuman serta tembakau. "Tembakau dan rokok sama sekali tidak memiliki nilai kalori sehingga tidak menyumbang apa pun dalam mengangkat rumah tangga miskin dari garis kemiskinan. Tentu sangat berbeda bila uang untuk membeli rokok digunakan untuk membeli telur." BPS mencatat rokok keretek filter berada di posisi kedua sebagai komoditas yang menyumbang kemiskinan, 8,08% di perkotaan dan 7,68% di perdesaan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya