Mengintip Proses Penanaman Bunga Krisan

Melati Yuniasari Fauziyah
14/2/2016 17:12
Mengintip Proses Penanaman Bunga Krisan
(ANTARA/SAHRUL MANDA TIKUPADANG)

Di atas lahan perkebunan seluas 2,5 hektar, sejumlah pria di berbagai ruangan sedang fokus menanam dan melakukan pengakaran bunga krisan (dendranthema grandiflora).

Pria berseragam oranye itu tetap bekerja meski pun hujan turun. Tak jauh dari kebun produksi, ribuan bunga krisan yang sedang dalam proses penyinaran terlihat dalam green house.

Pria tersebut ialah petugas dari PT Bunga Indah Malino (PT BIM), kebun pribadi milik Mufidah Jusuf Kalla, istri dari Wakil Presiden Republik Indonesia. PT BIM mulai merintis pengembangan budidaya krisan di Kabupaten Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan sejak 2010 lalu.

Bunga krisan atau yang juga disebut seruni ini dibudidayakan untuk menghasilkan tanaman hias maupun tanaman pot. Tanaman hias ini berasal dari wilayah Asia Timur sekitar Jepang, China, dan Korea. Kini krisan menjadi andalan Indonesia karena nilai ekonominya yang cukup tinggi. Waktu produksi yang hanya memerlukan 3-4 bulan menjadi salah satu faktor popularitas bunga krisan.

Kepala Produksi PT BIM Abdul Kadir membeberkan setiap proses dari penanaman krisan. Awal mula, bibit botolan yang berasal dari breader atau pemuliaan tanaman ditanam sebagai induk di ruang GH-I (mother stock).

Ketika dirasa sudah cukup untuk dilakukan pincing, bibit krisan yang sudah ditanam tersebut dipindahkan ke ruang pengakaran. Dibutuhkan waktu 15 hari selama berada dalam ruang pengakaran sebelum siap dipindahkan ke GH-Produksi atau kebun produksi.

"Di kebun produksi sekitar tiga bulan setelah ditanam, jadi dia mulai berproduksi atau berbunga. Tapi kalau musim hujan ada tambahan sekitar 10 hari, jadi 100 hari," jelasnya.

Ia menambahkan, krisan tidak seperti bunga lainnya yang mudah layu ketika dipindahkan ke dalam vas. Karena penanaman krisan ini dilakukan di atas ketinggian 1.200, maka ketahanannya menjadi lebih lama yakni dua minggu.

Sedangkan apabila ditanam di daerah yang rendah, ketahanan krisan hanya satu minggu.

Ada pun kreteria kualitas krisan ialah banyaknya kuntum bunga, minimal 8-13 kuntum untuk tipe spray, tinggi tanaman 75cm, diameter batang sekitar 5ml dan vigor atau batang tegak lurus.

Sementara, Breader Krisan Budi Marwoto mengatakan bahwa waktu pemekaran dari bunga ini dapat disesuaikan dengan melakukan penyinaran menggunakan lampu.

"Bedanya krisan dengan bunga lain itu, kalau krisan mekarnya bisa diatur. Cukup disinari dengan menggunakan lampu saja, semakin banyak penyinaran maka kuntum bunga akan semakin cepat mekar," ungkapnya.

Berdasarkan BPS tahun 2014, krisan di Indonesia tersebar di 8-10 provinsi dengan produksi total 427 juta tangkai bunga. Tertinggi di Jawa Barat dengan jumlah 49%, Jawa Tengah 26,3%, Jawa Timur 20,6%, Bali 1,2%, Daerah Istimewa Yogyakarta 1,0%, Sulawesi Utara 1,0%, Sumatera Utara 0,7%, Sulawesi Selatan 0,1% dan provinsi lainnya sebesar 0,1%.

Namun, kebutuhan bunga krisan di wilayah Sulawesi Selatan dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, yang semula dipenuhi dari Pasuruan, Malang dan Batu.

Kini hasil panen bunga krisan telah diminati oleh pelanggan lokal, domestik bahkan luar negeri. Jumat (12/2) lalu, PT BIM telah melakukan pelepasan ekspor pertama ke Osaka, Jepang sebanyak 6.000 tangkai atas permintaan dari buyer asal Jepang, D-Market.

Permintaan bunga krisan di Jepang mencapai 600-700 juta tangkai per tahun dimana 50% dipasok dari Malaysia. Karena itu D-Market membutuhkan 300.000 tangkai per minggu dari tipe spray warna putih, kuning dan pink.

Namun pada tahap awal, PT BIM baru mampu memasok sekitar 6000 tangkai per minggu untuk tipe spray warna putih di minggu pertama, warna putih dan kuning si minggu kedua, dan minggu ketiga hingga seterusnya untuk warna putih, kuning, dan pink.

Direktur Utama PT BIM Imelda Jusuf Kalla mengatakan bahwa PT BIM perlu menambah green house sehingga permintaan pasar dapat terpenuhi.

"Pasar kan masih meminta kita lebih banyak bunga lagi. Jadi kita harus menambah green house dulu. Sekarang baru tiga green house, jadi sekarang kita pelajari dulu tidak bisa langsung, harus bertahap," ungkapnya seusai acara pelepasan ekspor perdana bunga krisan, akhir pekan lalu.

Ke depan, dengan adanya ekspor ini perekonomian di wilayah Malino dapat tumbuh guna menyejahterakan masyarakat sekitar.

"Sistemnya inti dan plasma. Jadi kami bisa menerima pemberdayaan petani-petani sehingga mereka bisa membuat kualitas yg bisa dikatakan sama dengan kami. Untuk sekarang ini kami sedang mencari petani-petani yang mau bekerja sama dengan kami sebagai plasma," pungkasnya. (X-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gaudens
Berita Lainnya