Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
DARATAN dan lautan Bumi masih dipenuhi sampah plastik. Namun, masih sedikit upaya mengatasinya. Menurut studi terbaru, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengelola sampah plastik menjadi lebih berguna.
Riset terbaru World Economic Forum dan Ellen MacArthur Foundation menunjukkan cara mendesain ulang bahan material dan mengembangkan teknologi baru. Sampah plastik tidak akan lagi berakhir di perairan atau terkubur di tanah. Karena itu, diperlukan partisipasi aktif berbagai pihak dalam rantai suplai, mulai perusahaan barang konsumsi hingga pabrik plastik.
Langkah itu dipandang sangat penting karena dalam lima dekade terakhir, pemanfaatan plastik meningkat dua kali lipat dan akan diperkirakan terus berganda dalam 20 tahun mendatang.
Hasil studi berjudul The New Plastics Economy itu mengungkap potensi kerugian yang timbul dari penggunaan bungkus plastik. Ternyata, setelah satu kali penggunaan plastik, 95% dari materialnya yang sebenarnya bernilai US$120 miliar per tahun kehilangan nilai ekonomi. Pasalnya, sekitar 32% sampah plastik tidak masuk sistem penampungan untuk diolah. Sisa plastik itu justru menjadi polusi di laut dan di sudut-sudut kota.
Berdasarkan wawancara dengan lebih dari 180 ahli, laporan itu menyebut sebagian besar bungkus plastik hanya digunakan satu kali, lalu dibuang. Tak hanya itu, harga yang harus dibayar juga tergolong besar. Dampak polusi dan emisi gas rumah kaca dari produksi plastik diperkirakan sedikitnya mencapai US$40 miliar setiap tahunnya.
Laporan itu menyimpulkan inovasi mengubah nilai plastik menjadi lebih positif bisa berkontribusi bagi perekonomian sekaligus melestarikan lingkungan.
Di saat yang sama, menghilangkan sampah plastik dengan memasukkan nilai tambah diyakini juga akan berkontribusi mengurangi perubahan iklim. Diperkirakan, industri plastik akan mengonsumsi seperlima dari total produksi bahan bakar fosil minyak. Bahan bakar fosil, seperti yang diungkap para ilmuwan, memiliki andil besar dalam pemanasan global yang sedang terjadi.
Menurut Martin Stuchtey dari McKinsey Center for Business and Environment, pertumbuhan volume plastik sekali pakai menimbulkan biaya yang mahal dan menghancurkan nilai ekonomisnya. Karena itu, penggunaan ulang bisa menjadikan plastik komoditas yang lebih bernilai. "Berdasarkan penelitian kami, menerapkan prinsip tersebut bisa mendorong gelombang besar inovasi dengan keuntungan," ujar Martin.
Karena itu, dibutuhkan revolusi di sektor industri plastik. Sampah plastik dipandang harus diberi nilai ekonomi. Selain itu konsumen diminta untuk mengubah cara pemanfaatan plastik.
Menurut laporan yang sama, total sampah plastik di lautan diprediksi akan melewati jumlah ikan-ikan pada 35 tahun mendatang. Pada 2050 produksi plastik akan mencapai 1.124 juta ton.
Saat ini, hanya 40% plastik yang masuk ke tempat penampungan. Dari porsi itu, hanya 5% yang didaur ulang secara efektif dan bisa digunakan kembali. Di laut, ada 8 juta ton sampah plastik masuk setiap tahunnya.
Tak mengherankan, ada 150 juta ton plastik saat ini yang bertebaran di perairan lepas. Perbandingannya, setiap 3 ton ikan, ada 1 ton plastik di laut. Hingga 2050, diperkirakan akan lebih banyak plastik ketimbang ikan. Lautan akan diyakini akan berganti status menjadi habitat plastik, bukan habitat ikan.
Menurut Dianna Cohen, CEO Plastic Pollution Coalition, dampak sampah plastik terhadap ekosistem sangat merusak. Ikan-ikan bisa terkontaminasi oleh plastik. "Masalah terbesarnya, kita harus menaruh perhatian pada pemanfaatan sekali pakai dan plastik bekas.”
Inovasi kota
Kota-kota dengan penduduk yang besar dan tingkat konsumsi tinggi selalu dibayangi masalah pengelolaan sampah. Tak terkecuali Jakarta.
Menurut Wakil Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat, 5% dari 6.700 ton sampah per hari di Jakarta merupakan plastik dan belum ditangani dengan baik. Dari angka itu, sekitar 1.005 ton sampah berwujud sampah plastik.
“Saya ke pasar, sungai, perkampungan, dan salah satu yang saya catat paling banyak terdapat sampah plastik. Kita sering melihat pintu-pintu air kita ketutup semua sama sampah plastik,” ujar Djarot.
Menurut Djarot, Jakarta dalam kondisi darurat sampah. Sampah-sampah itu diakui berdampak sangat buruk bagi lingkungan, terutama biota air. Dari data Pemprov Jakarta, penyumbang sampah plastik terbanyak ialah pasar tradisional, ritel, PKL, toko kelontong, dan warung-warung kecil.
Menurutnya ada pergeseran pemanfaatan kantong yang kini lebih cenderung menggunakan plastik. Kini terjadi perubahan pola pikir dengan memanfaatkan plastik yang justru merusak lingkungan.
Baru-baru ini pemerintah mulai menerapkan aturan kantong plastik berbayar di jaringan ritel dengan variasi harga Rp200-Rp500 per lembar plastik. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) akan melakukan uji coba penerapan aturan itu mulai 21 Februari mendatang. Diharapkan, dengan menambah nilai ekonomi pada kantong plastik, masyarakat akan lebih bijak menggunakan plastik. Selama bertahun-tahun konsumen dimanjakan dengan kantong gratis sehingga timbul pemborosan dengan cara sekali pakai. (Huffington Post/Al Jazeera/Daily Mail/Antara/L-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved