Borobudur, Mahakarya, Budaya Dunia

TS/X-5
30/1/2016 06:30
Borobudur, Mahakarya, Budaya Dunia
(MI/TOSIANI)

DI mata pemerintahan Presiden Joko Widodo, Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, belum dioptimalkan sebagai tujuan wisata kelas dunia.

Ini terbukti dari jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke candi yang dibangun pada masa Dinasti Syailendra itu hanya sekitar 300 ribu per tahun.

Padahal, candi Buddha yang mulai dibangun pada 750 M itu memiliki daya tarik luar biasa.

"Saya melihat potensi pasarnya masih sangat terbuka, terutama dari Malaysia, Taiwan, Singapura, Jepang, Amerika, Inggris, Hong Kong, Belanda, Jerman, Brunei, dan jangan dilupakan juga dari Tiongkok," kata Presiden di kompleks Candi Borobudur, kemarin.

Jokowi lalu menggelar rapat terbatas di Hotel Manohara membicarakan langkah-langkah ke depan.

Hadir dalam pertemuan itu sejumlah menteri, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X, serta pihak pengelola PT Taman Wisata Candi Borobudur.

Seusai rapat, Menteri Pariwisata Arif Yahya mengatakan bahwa sejumlah keputusan diambil guna mengembangkan Candi Borobudur.

"Sebagai destinasi utama berstandar internasional, nantinya wisman dari luar negeri, begitu datang, langsung bisa ke Borobudur. Untuk itu, harus dibangun bandara serta hotel berkelas internasional," ujarnya.

Terkait dengan pembangunan bandara internasional ini, kata Arif, pihaknya belum bisa menyebut di mana lokasinya.

Yang pasti, bandara itu minimal sekelas Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Selain itu, pemerintah juga akan membentuk badan otoritas Borobudur.

Selama ini, kelemahan pengelolaan Borobudur ialah single destination, tetapi ditangani secara multimanajemen.

"Diputuskan juga branding untuk wisata ini, 'Borobudur, Mahakarya, Budaya Dunia'," papar Arif.

Untuk mengejawantahkan impian itu diperlukan investasi Rp20 triliun: Rp10 triliun dari pemerintah dan Rp10 triliun sisanya dari investor privat.

"Nanti akan kita berikan golden share saham kepada masyarakat tanpa setor apa-apa. Investasi dan pembangunan infrastruktur dimulai tahun ini," tukasnya.

Harapannya, setidaknya 20 juta wisman mengunjungi Borobudur pada 2019, sedangkan wisatawan domestik berlipat dari saat ini yang hanya sekitar 3 juta orang.

Borobudur merupakan satu dari sepuluh kawasan wisata kelas dunia yang akan dikembangkan pada tahun ini.

"Target pendapatan negara dari wisman sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp25 triliun," ujar Arif optimistis.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya