Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DUNIA taksonomi kembali dihebohkan dengan sebuah temuan baru. Adalah Megophrys kalimantanensis atau katak tanduk yang menjadi temuan terbaru itu.
Katak jenis baru ini ditemukan tim peneliti dari sejumlah lembaga. Mereka berasal dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kyoto University Jepang, Aichi University of Education Jepang, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Negeri Semarang.
Peneliti bidang herpetologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidy mengatakan, katak jenis baru ini ditemukan dalam ekspedisi yang dilakukan di Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, Bario, Sarawak, dan Pegunungan Crocker di Sabah, Malaysia.
Penemuan jenis baru ini dipublikasikan di jurnal Zootaxa volume 4.679. Morfologi katak tanduk kalimantan sangat mirip dengan katak tanduk pinokio (Megophrys nasuta) yang tersebar luas mulai Sumatra, Kalimantan, Semenanjung Malaya, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.
"Spesimen pertama dari jenis baru ini sebetulnya sudah dikoleksi pada 2008 oleh peneliti senior Pusat Penelitian Biologi LIPI Irvan Sidik, tetapi dengan nama katak tanduk pinokio," ujar Amir dalam pernyataan resmi, Jumat (4/10).
Sejumlah kegiatan ekspedisi lapangan di kawasan Pegunungan Meratus kemudian dilakukan kembali sampai 2019. "Di ekspedisi kali ini tidak hanya spesimen individu dewasa yang dapat dikoleksi, tetapi juga koleksi kecebong dan suara yang dihasilkan individu jantan," ungkapnya.
Melalui pendekatan morfologi, molekuler dan akustik, spesimen yang sebelumnya diduga sebagai katak tanduk pinokio ternyata merupakan jenis yang berbeda dan belum memiliki nama ilmiah.
Jika dibandingkan dengan katak tanduk pinokio, jenis baru ini memiliki tanduk (dermal accessory) pada bagian moncong dan mata yang lebih pendek. Selain itu, terdapat sepasang lipatan lateral tambahan pada sayap.
Pada saat berudu, katak ini berwarna cokelat tua yang condong ke oranye-cokelat dan berubah menjadi cokelat pucat pada saat dewasa. Secara akustik, suara individu jantan dari jenis baru ini memiliki variasi yang lebih banyak dan lebih panjang jika dibandingkan dengan katak-tanduk pinokio.
"Berdasarkan hasil analisis dari tiga metode pendekatan tersebut, kami menyimpulkan bahwa jenis ini merupakan jenis baru dan kemudian diberi nama Megophrys kalimantanensis," jelas Amir.
Pemberian nama Kalimantanensis merupakan toponim dari nama pulau Kalimantan. (Aiw/X-6)
SEBANYAK 23 spesies baru anggrek ditemukan di wilayah Papua Barat. Selain itu juga ditemukan kembali atau rediscovery lima spesies anggrek lama.
TIONGKOK menemukan fosil tulang dinosaurus yang berasal dari 90 juta tahun silam pada Zaman Kapur, yang diyakini sebagai spesies baru yang kemudian dinamai Gandititan cavocaudatus.
Spesies baru ini diberi nama Primula medogensis, diambil dari nama daerah tempat ditemukannya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan, Indonesia merupakan tempat 17% satwa liar dengan 1000 spesies yang berbeda.
INDONESIA memiliki kekayaan biodiversitas yang tinggi. Karena letak Indonesia di dua wilayah biogeografi Australasia dan Indomalaya serta memiliki zona transisi Wallace.
Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) mengumumkan penemuan tiga spesies keanekaragaman hayati baru di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved