Lonjakan Demam Berdarah Diprediksi Februari

BS/JI/AD/H-1
28/1/2016 06:45
Lonjakan Demam Berdarah Diprediksi Februari
(ANTARA/FENY SELLY)

PIHAK rumah sakit dan puskesmas di daerah diminta bersiap untuk menghadapi lonjakan pasien demam berdarah dengeu (DBD) yang trennya pada tahun ini cenderung naik.

Memasuki Februari ini diperkirakan sebagai puncak penyebaran penyakit endemik itu.

"Berdasarkan pengalaman selama ini penyebaran nyamuk Aedes aegypti pada musim penghujan yang diperkirakan puncaknya pada Februari nanti sehingga penyebaran penyakit ini akan meningkat," kata Kasi

Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Sumatra Selatan Mulyono di Palembang, kemarin.

Sebelumnya Dinkes Sumsel membuat surat edaran supaya masyarakat berhati-hati terhadap penyakit DBD dan membagikan obat-obatan terutama untuk memberantas jentik nyamuk.

Laporan yang dihimpun Media Indonesia dari berbagai daerah mengungkapkan korban jiwa akibat DBD juga masih terjadi.

Dari Sukabumi, pada awal Januari hingga kemarin jumlah penderita DBD yang didominasi anak-anak mencapai 46 jiwa.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Sukabumi Irma Agristina, kemarin, mengatakan data yang ada selama dua tahun terakhir penderita DBD selalu meningkat.

"Pada 2014 jumlahnya 506 kasus. Pada 2015 meningkat menjadi 793 kasus," tukasnya.

Beralih ke Brebes, sedikitnya 32 warga terjangkit DBD dan dua orang dinyatakan meninggal dunia. Direktur RSUD Brebes, Oo Suprana, kemarin, menyebutkan mayoritas pasien yang terkena DBD ialah balita.

"Saya prediksi jumlah pasien akan meningkat pada Februari."

Sementara itu, Kabid Pe-ngendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Tasikmalaya, Dindin Fitriani, kemarin, membenarkan bertambahnya korban meninggal akibat DBD.

"Kini sudah ada 2 jiwa yang meninggal. Untuk di Kota Tasikmalaya pen-derita DBD pada Januari telah mencapai 30 orang, satu di antaranya meninggal dunia akibat tidak langsung dibawa ke rumah sakit," ujarnya.

Kepala Dinkes Kota Mata-ram Usman Hadi menambahkan, jumlah kasus DBD di kotanya meningkat.

"Hingga hari ini sudah 35 kasus, meningkat dari 19 kasus pada 20 Januari 2016," katanya di Mataram, NTB, kemarin.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya