Metode Kuliah Bisa Dongkrak Riset

Mut/H-1
27/1/2016 09:53
Metode Kuliah Bisa Dongkrak Riset
(ANTARA/Jafkhairi)

MASIH lemahnya budaya penelitian di lingkungan kampus di Indonesia bisa disiasati dengan memberlakukan secara ketat pro­­ses belajar-mengajar yang ber­basis ilmiah. Redupnya semangat dosen dan mahasiswa dalam bidang riset itu dirasakan aneh se­bab secara kuantitatif jumlah dosen bergelar strata 2 (S-2) dan S-3 di Indonesia saat ini mencapai 75% dengan jumlah profesor 5.500 orang.

Menurut pengamat pendidikan Universitas Indonesia (UI) Arief Rachman, menumbuhkan budaya berpikir ilmiah dapat dimulai dengan memberikan informasi aka­demis yang tidak sekadar teori, te­tapi bisa dipertemukan secara empiris. "Metode pembelajaran seperti itu tidak hanya berlaku di keilmuan sains, tapi bisa di­te­rapkan untuk semua jurusan termasuk sosial-humaniora," ujar­nya.

Arief menjelaskan, kalau buda­ya ilmiah sudah mengakar di lingkungan kampus, dosen dan ma­ha­siswa bicara tidak asal-asalan. "Akan semakin banyak orang yang mau menghasilkan risetnya sendiri," ujar dia.

Pada sisi lain, Arief juga menya­yangkan pemerintah belum memiliki program untuk menumbuhkan semangat meneliti dan menca­ri tahu di kalangan akademis. Buktinya, banyak hasil riset dari perguruan tinggi yang ber­ak­hir sebatas prototipe.

Mungkin juga, imbuhnya, mayoritas dosen dan mahasiswa enggan meneliti karena sering kali hasil penelitian mereka tidak terpakai sekalipun berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk. "Orang tidak mau meneliti juga salah satunya disebabkan akhirnya tidak terpakai. Tidak dihargai dan dihormati," ucap dia.

Pengembangan budaya riset di perguruan tinggi, menurut anggota Komisi X DPR RI (Fraksi PDIP) Asdy Narang, merupakan tanggung jawab pemerintah.

"Anggaran untuk riset saat ini hanya 0,09% dari gross domestic product (GDP). Karena anggarannya kurang, riset dari kampus banyak yang tidak terpakai. Ini yang harusnya dimaksimalkan oleh pemerintah," ucap dia. (Mut/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya