Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
DARI total 13 ribuan kegiatan penelitian yang dikelola Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) pada 2015, hanya ada 11 riset yang terkait dengan pengembangan bahan baku obat. Hal itu menunjukkan riset ilmiah terkait bahan baku obat di Indonesia masih rendah.
"Pada 2014 jumlah riset terkait obat lebih minim lagi. Yaitu hanya tiga riset," ungkap Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek dan Dikti Muhammad Dimyati dalam diskusi di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (22/1).
Rendahnya minat penelitian terhadap obat disesalkan oleh Dimyati karena riset bisa menopang upaya mewujudkan kemandirian industri farmasi di dalam negeri. Terlebih saat ini sekitar 90% bahan baku obat di Indonesia masih impor.
Menurut Dimyati, peneliti masih enggan melakukan kajian terkait obat lantaran proses laporannya lebih berbelit-belit jika dibandingkan dengan riset bidang lain.
Konsumen
Pada kesempatan serupa, Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi), Dorojatun Sanusi, juga menyesalkan rendahnya riset itu. Tanpa adanya riset, sulit bagi industri farmasi lokal untuk bersaing dengan saingan dari luar negeri.
Padahal, lanjut dia, berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemendag), industri farmasi nasional membutuhkan bahan baku impor senilai US$1,2 miliar pada 2015. Itu digunakan untuk mengantisipasi pertumbuhan industri farmasi di Tanah Air yang diperkirakan mencapai sekitar 10%-12%. Dia menambahkan pangsa pasar lokal farmasi pada 2025 diperkirakan mencapai Rp450 triliun, sementara target ekspor Rp250 triliun.
"Pasar farmasi di Indonesia 27%-28% dari total farmasi ASEAN. Kalau yang off patent saja kita tidak siap, akhirnya hanya akan jadi konsumen," tambah dia.
Sementara itu, Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan, Dettie Yuliati, memaparkan saat ini jumlah industri farmasi ada sekitar 224 perusahaan.
Sayangnya mayoritas industri itu condong bergerak pada pembuatan obat jadi. Menurut Dettie, hanya sekitar 10% yang memproduksi bahan baku obat. Hal itulah yang membuat harga obat menjadi mahal. (Mut/H-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved