Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
GEDUNG Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, menjadi saksi bisu jatuh bangunnya negara ini sejak pertama kali berdiri. Kita bisa menelusurinya dari rekam jejak aneka buku bacaan yang disimpan di Perpustakaan DPR yang beroperasi sejak April 2005.
Perpustakaan DPR sudah berdiri sejak dimulainya sejarah Parlemen (Volksraad) di Indonesia, kelanjutan dari Bibliotheca Volksraad, milik pemerintah Hindia Belanda.Sekitar 1951, ketika Indonesia masih berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) di Yogyakarta, Perpustakaan DPR pindah ke sana.
Setelah ibu kota kembali ke Jakarta, Perpustakaan DPR ditempatkan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, hingga akhirnya berlabuh di area Gedung DPR RI, Senayan.
Perpustakaan itu memiliki tiga lantai. Lantai pertama menawarkan koran dan majalah, lantai kedua tempat koleksi koleksi buku, dan lantai ketiga tempat koleksi buku klasik sejak zaman Belanda. Namun, menurut Tenny Rosanti, pustakawan Perpustakaan DPR, pengunjung hanya dibolehkan melihat koleksi di lantai satu dan dua. Koleksi di lantai tiga dinyatakan tertutup untuk pengunjung. “Karena kondisi bukunya sudah tua,” ujar Tenny.
Setiap harinya, kata Tenny, ada 20-30 pengunjung yang datang. Perpustakaan DPR juga kerap didatangi pengunjung dari luar negeri.
Perpustakaan DPR menggelar acara menarik, seperti bedah buku, seminar, dan tinjauan buku. Pada Bibliobattle, beberapa waktu lalu, ada telaah buku yang harus dibaca dalam waktu 3 menit. “Perpustakaan ini rencananya akan direnovasi,” pungkasnya.
Rani, 28, salah satu pengunjung, mengatakan koleksi lumayan lengkap, khususnya yang bertema bidang politik. “Saya harap fasilitas komputer diperbaiki. Staf perpustakaan juga harus siap sedia kalau dibutuhkan,” tuturnya. (*/H-2)
Agenda pendidikan dan literasi harus ditempatkan pada posisi yang strategis dan prioritas sebagai wujud transformasi Indonesia.
PERPUSTAKAAN merupakan simbol ilmu pengetahuan yang terdiri dari berbagai jenis. Ini jenis-jenis perpustakaan yang ada di Indonesia.
Berikut adalah panduan etika yang perlu diperhatikan saat berkunjung dan berkegiatan di area perpustakaan.
PERPUSTAKAAN adalah gudang pengetahuan yang disimpan dalam berbagai koleksinya. Karenanya, sosok pustakawan dalam sejarah perpustakaan tidak bisa dilepaskan.
Apa yang anda pikirkan tentang perpustakaan? mungkin yang terpikir oleh anda langsung kepada tempat membaca buku dan belajar yang membosankan.
Menjadi anggota perpustakaan membirikan banyak keuntungan,mulai dari akses ke berbagai macam koleksi buku hingga sumber daya digital yang beragam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved