Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DI momen Hari Anak Nasional 2019, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan, masih terdapat sejumlah persoalan terkait dengan anak yang membutuhkan perhatian lebih.
Diantaranya ialah kejahatan seksual terhadap anak, kejahatan berbasis siber, pengabaian pemenuhan hak dasar akibat perceraian dan konflik orangtua dan radikalisme. Hal itu semuanya bisa terjadi secara cepat di era digitalisasi karena kurang sadar akan penyaringan informasi.
"Pintu masuk kasus kekerasan seksual polanya bergeser dari pola lama ke pola baru sebagai dampak dinamisme era digital. Berawal kenal melalui media sosial, kemudian bertemu dan dalam sejumlah kasus anak rentan jadi korban baik seksual, trafiking maupun kasus penipuan," terangnya kepada Media Indonesia, Selasa (23/7).
Menurut dia permasalahan itu harus menjadi perhatian bersama segenap anak bangsa saat ini. Orangtua perlu memperhatikan konteks tantangan kekinian agar anak dapat terproteksi sejak awal.
Hal lain, lanjut dia, tingginya angka perceraian di Indonesia seringkali juga menyisakan masalah bagi anak. Kelangsungan pendidikan, pemenuhan kesehatan, hak bermain anak serta pengembangan bakat terkadang juga terhambat.
Baca juga : Ini Harapan Anggota DPR RI Bagi Anak Indonesia
"Hal ini tentu perlu menjadi perhatian para orangtua agar mengokohkan dan menguatkan ketahanan keluarga agar anak tidak terpapar dampak masalah orang dewasa," katanya.
Sementara itu dinamisme dunia siber bukan tanpa masalah, lanjut dia, anak dalam sejumlah kasus dilibatkan sebagai pelaku, padahal seharusnya mereka dilindungi.
Kasus penipuan, jual beli barang terlarang, prostitusi online, tak jarang anak menjadi sasaran pelibatan, akibatnya berdampak kompleks bagi masa depan mereka.
"Kemudian indoktrinasi dan infiltrasi radikalisme di era digital pengaruhnya bagi anak sangat rentan. Karena anak tanpa sepengahuan orang terdekat rentan terpapar ideologi dan narasi radikalisme akibat intensitasnya dengan dunia digital," jelasnya.
Ia pun mengajak orang terdekat anak harus hadir tidak hanya saat anak terpapar masalah tapi justru bagaimana orang terdekat anak seperti orangtua, keluarga, sekolah dan lingkungan sosial mampu menunjukkan diri sebagai pelindung utamanya.
Hak anak untuk bermain penting difasilitasi. Namun faktanya tak semua media bermain anak aman untuk tumbuh kembangnya.
"Maka gim sadisme, kekerasan, bermuatan judi, pornografi, bermuatan SARA bahkan kebencian tak boleh hadir di ruang bermain anak. Ayo pastikan anak-anak Indonesia bermain dengan media yang aman, konten berkarakter dan relevan dengan fase perkembangannya," pungkasnya. (OL-7)
Perayaan bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dengan memberikan kegembiraan dan dukungan kepada anak-anak yang membutuhkan.
Fasilitas ruang tunggu AUDY Kids memiliki playground sehingga senantiasa memberikan pelayanan terbaik pada pasiennya.
Pada Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini, fokus utama adalah melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya dan stunting.
Kementerian Kesehatan mengatakan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 adalah momentum untuk memperkuat perlindungan terhadap anak-anak Indonesia, terutama dari stunting dan polio.
Setiap anak berhak tumbuh dengan kebahagiaan dan mencapai perkembangan yang optimal. Dalam proses ini, peran utama orang tua sangat penting untuk memenuhi kebutuhan anak dengan tepat.
Hari Anak Nasional diperingati setiap 23 Juli. Dalam peringatan itu semua pihak diminta memahami anak sebagai masa depan Indonesia. Artinya, harus ada program yang mendukung mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved