Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pers Harus Terus Kawal Pembangunan Bangsa

Dhika Kusuma Winata
16/7/2019 02:40
Pers Harus Terus Kawal Pembangunan Bangsa
Piala Presiden Kompetisi Nasional Media di Jakarta.(MI/Susanto)

PERS Tanah Air perlu terus merawat bangsa. Karena itu, insan pers perlu terus merawat Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, pers harus berusaha untuk membangun dialog yang aktif dengan masyarakat juga pemerintah.

Demikian benang merah yang mengemuka dalam Urun Rembuk Tokoh Pers tentang Masalah Bangsa di Jakarta, kemarin. Insan pers juga wajib berkontribusi dalam memecahkan persoalan bangsa dan negara. Salah satunya dengan mengawal kebijakan pemerintah. Hal itu agar berbagai langkah dan kebijakan pemerintah tetap sesuai cita-cita kemerdekaan dan Pancasila.

Pada kesempatan itu, tokoh pers Bagir Manan menegaskan kemerdekaan pers merupakan bagian dari cita-cita perjuangan bangsa. Meski zaman terus berubah mengikuti dinamika masyarakat, pers tetap harus menjalankan kewajiban mengantarkan bangsa menuju cita-cita kemerdekaan. "Media massa memiliki tanggung jawab sekaligus mendorong negara dan masyarakat dalam merawat demokrasi dan menuju kesejahteraan. Hal itu sebagaimana diamanatkan dalam cita-cita kemerdekaan dan Proklamasi 1945," ujarnya.

Sementara itu, anggota Dewan Pers Agus Sudibyo menegaskan pers sebagai salah satu pilar demokrasi memegang peran penting dalam pembangunan. "Penyelenggaraan negara yang partisipatif amat penting di mana unsur masyarakat dan pers terlibat memberikan masukan kepada pemerintah," ujarnya.

Dalam rembuk tersebut tercetus diadakannya agenda rutin berupa diskusi mengenai persoalan penting yang dihadapi bangsa Indonesia lima tahun mendatang sebagai bagian dari pembangunan Indonesia. "Tanpa ada maksud menggurui, kita akan memberikan masukan saran dan kritik dari masyarakat pers untuk pemerintahan lima tahun mendatang," kata Agus.

Menurut dia, membangun Indonesia bukan hanya milik pemerintah, melainkan juga tugas semua kalangan termasuk pers. Melalui urun rembuk, komunitas pers diharapkan mampu mengidentifikasi masalah sekaligus jalan keluar terhadap persoalan bangsa Indonesia.

Piala Presiden

Sebagai salah satu realisasi keinginan insan pers dalam sumbangsihnya kepada negara, para tokoh pers Tanah Air yang tergabung dalam Jurnalisme Profesional untuk Bangsa menggelar Piala Presiden Kompetisi Nasional Media.

Dalam kompetisi jurnalistik bertema Cepat majulah bangsaku! itu, insan pers diajak mengawal pembangunan dengan memberikan kritik sekaligus solusi bagi berbagai problem kebangsaan dan pembangunan.

Ada empat tema diusung dalam kompetisi, yakni persatuan dan kerukunan bangsa, percepatan dan pemerataan pembangunan berkesejahteraan sosial, pendidikan dan pengembangan SDM di era 4.0, dan pengembangan industri berbasis pemanfaatan teknologi digital. Karya jurnalistik dapat berbentuk laporan jurnalistik, tajuk rencana, artikel opini, dalam platform, tulisan, fotografi, audio, dan audiovisual. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya