Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SETIAP menyambut Imlek, warga di sekitar Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) atau Kelenteng Tjoe Tik Kiong, Kota Pasuruan, Jawa Timur, biasa membersihkan patung-patung dewa.
Namun, jelang Tahun Baru Imlek 2570 tahun ini, nuansa kerukunan umat beragama begitu tampak. Bersih-bersih tidak hanya dilakukan warga sekitar.
Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Gus Durian Pasuruan ikut membantu.
Anggota komunitas itu terlihat membersihkan patung dewa-dewi dan sarana yang akan dipakai umat untuk sembahyang pada perayaan Imlek 5 Februari 2019.
Dalam aksi bersih-bersih itu tampak pula sejumlah polisi berjaga.
"Saya senang bisa berpartisipasi bersih-bersih kelenteng. Ini salah satu wujud kerukunan antarumat beragama di Pasuruan," kata Mahfud Syawaludin, anggota Gus Durian, kemarin.
Di tempat yang sama, pengurus Kelenteng Tjoe Tik Kiong Kota Pasuruan, Yudi Dharma, mengatakan bersih-bersih kelenteng dan berbagai propertinya itu merupakan agenda rutin tahunan sekaligus sebagai wujud pembersihan memasuki tahun baru dengan kesucian.
"Selain membersihkan kotoran berupa debu-debu yang melekat di altar suci maupun berbagai properti lainnya, juga untuk membersihkan dan membuang aura-aura negatif sehingga saat tahun baru nanti semuanya benar-benar bersih dan suci," tambahnya.
Menurut Yudi, momen Tahun Baru Imlek 2.570 menjadi refleksi untuk memperbarui diri, terus melangkah maju dari tempat rendah menuju tempat tinggi.
"Tahun baru kali ini simbol shio babi. Terkenal berlambang kemakmuran. Semoga bangsa Indonesia yang besar ini makin sejahtera, gembira, dan rukun, termasuk menghadapi Pemilu. Semoga berjalan rukun dan damai," ujar Yudi.
Bersih-bersih kelenteng juga dilakukan Warga Tionghoa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Mereka membersihkan Kelenteng Boen Tek Bio. Terlihat warga Tionghoa dibantu masyarakat sekitar membersihkan peralatan ibadah dan memandikan kimsin (rupang) atau patung para suci yang tersimpan di Kelenteng Boen Tek Bio. Ada sekitar 40 kimsin dan 18 altar di kelenteng tersebut.
Juru bicara Kelenteng Boen Tek Bio, Sobitananda, mengatakan pemandian kimsin ialah tradisi warga Tionghoa yang digelar 10 hari menjelang Imlek.
"Pemandian kimsin atau rupang itu ialah bentuk penghormatan kami kepada para leluhur atau para dewa sebagai perantara antara manusia dan Yang Mahakuasa," katanya. (Abdus Syukur/Ant/X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved