Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ilmuwan Muda Harus Pahami Industri

Putri Anisa Yuliani
03/11/2018 05:45
Ilmuwan Muda Harus Pahami Industri
MI/AGUNG(MI/AGUNG)

TERJADINYA kesenja-ngan antara permintaan industri terhadap ilmuwan muda lulusan perguruan tinggi, antara lain karena adanya kurikulum yang belum cocok dalam dunia pendidikan. Solusinya, para calon ilmuwan muda harus melakukan magang khusus di dunia industri.

“Itu paling solutif. Mereka bisa melatih diri bagaimana menjadi ilmuwan yang berinovasi bagi industri yang juga akan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Kopitalk bertema Anak milenial cinta sains yang diselenggarakan Media Grup bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Indonesia Science Expo 2018, kemarin.

Menurutnya, memaksa perguruan tinggi untuk terus menyesuaikan diri dengan permintaan industri merupakan hal yang tidak mudah. Sebab, industri bergerak lebih cepat bila dibandingkan dengan inovasi kurikulum perguruan tinggi, karena ada permintaan pasar yang juga terus bergerak.

Ia mengungkapkan, minat anak muda terhadap sains saat ini meningkat. Sayangnya masih ada jarak yang cukup jauh ­antara ilmuwan dan jumlah riset yang dihasilkan. “Selain karena dana serta fasilitas yang kurang, juga minat terhadap riset bisa saja terus berkurang lantaran kondisi yang tidak kondusif,” ujarnya.

Presiden Komisaris Kalbe Farma Bernadette Ruth ­Irawaty Setiady yang juga hadir dalam diskusi itu mengatakan, sebagai perusahaan yang ­bergerak di ­industri pangan dan obat-obatan, PT Kalbe Farma Tbk gencar berburu saintis guna mengembangkan produk pangan dan obat-obatan yang berkualitas bagi masyarakat.

Ia mengakui tidak mudah mendapat ilmuwan yang cocok dengan iklim industri. Sebagian besar saintis yang lulus dari perguruan tinggi kurang memahami betul iklim kerja industri. Untuk mengatasi hal itu, lanjutnya, pihaknya banyak berdiskusi dengan sejumlah perguruan tinggi.

“Kami banyak membuka ­dialog dengan universitas untuk menyalurkan yang menjadi kebutuhan kami, sehingga bisa menjadi masukan mereka dalam memberikan bahan ajaran agar (lulusan) lebih siap dalam dunia kerja,” katanya.

Sementara itu, pendiri komunitas Ilmuwan Muda Indonesia (IMI) Firly Savitri menyatakan, generasi milenial merupakan generasi yang menyukai sains, sehingga mereka banyak yang bergerak di bidang sains dan ilmu teknologi.

Generasi ini bahkan menganggap sains sebagai sesuatu yang mengasyikkan sekaligus membanggakan. “Mereka mulai tertarik mengembangkan sains lalu dipadukan lewat teknologi digital menjadi sebuah start-up,” katanya.

Berpikir kritis
Menurutnya, kegiatan-­ke-giatan yang diselenggarakan IMI banyak digagas ilmuwan muda dengan berbagai tantangan. Dengan dibandu teknologi, anggota IMI terus menyebarkan kecintaan terhadap sains kepada anak-anak di Tanah Air.

“Kami membantu menumbuhkan cinta terhadap sains kepada anak-anak usia dini, SD, SMP, hingga SMA. Saya percaya sains tidak lagi menjadi sebuah momok, tetapi menantang untuk digali,” terangnya.

Ia mengatakan, penting menumbuhkan minat sains kepada usia sedini mungkin, sehingga mereka akan terbiasa berpikir kritis dan sistematis. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya