Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Indonesia Gagas Jejaring APIPEC

Ferdinand
13/10/2017 14:03
Indonesia Gagas Jejaring APIPEC
()

INDONESIA Young Health Profesionals Society (IYHPS) menggagas pembentukan jejaring pendidikan interprofesi dan praktik kolaborasi kesehatan di wilayah Asia Pasifik.

Gagasan itu disampaikan pada konferensi pertama Asia Pacific Interprofessional Education and Collaboration (APIPEC) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (13/10).

Konferensi yang berlangsung selama dua hari itu diikuti delapan negara. Yaitu, Singapura, Thailand, Hongkong, Jepang, Filipina, Malaysia, Nepal, dan Bangladesh.

"Asia Pasifik dengan populasi hampir separuh penduduk dunia belum memiliki jejaring tersebut," kata Ketua IYHPS, Daniel R Kambey.

Padahal, belajar dari pengalaman Jepang, Thailand, dan Singapura pendidikan dan layanan kesehatan terintegrasi sangat berpihak pada masyarakat. Tidak heran jika organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) sangat mendorong hal itu.

"Ada bukti bahwa pendidikan interprofesi dan praktik kolaborasi menghasilkan indikator kesehatan yang lebih bagus," imbuh Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan, Akmal Taher.

Praktik kolaborasi kesehatan ialah mengintegrasikan tenaga kesehatan dari berbagai disiplin ilmu dalam menangani pasien. Mereka berada dalam satu tim yang saling melengkapi satu sama lain, sehingga menjadi lebih efisien. "Pasien menjadi titik berat yang dilayani tim," katanya.

Dengan kerja tim seperti itu, lanjut dia, pasien tidak hanya mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik, tetapi juga lebih murah dari aspek biaya karena menggunakan sistem paket.

Gagasan IYHPS itu mendapatkan dukungan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Sekretaris Direktorat Jenderal
Sumber Daya Iptek Dikti John Henry menegaskan sudah ada ada komitmen bersama dengan Kementerian Kesehatan mengenai hal itu. Salah satunya
dengan cara memperbaiki kurikulum di Fakultas Kedokteran dan lembaga pendidikan profesi kesehatan yang lain.

John mengatakan pendidikan interprofesi dan praktik kolaborasi merupakan gagasan generasi muda yang patut diacungi jempol. Apalagi jika hal itu kemudian mendapatkan dukungan regulasi, baik dalam penyelenggaraan pendidikan maupun pelaksanaan pekerjaan. "Tidak perlu institut baru untuk menjalankannya, cukup kerja sama antarlembaga," katanya.

Staf khusus Direktorat Jendral bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Aprilia Ekawati Utami menambahkan, Kemenristekdikti telah menyiapkan langkah konkret terkait hal itu. Sejak 2010 mereka telah merencanakan membentuk pusat studi interprofesi dan kolaborasi praktik kesehatan. "Tahun depan akan mulai dirintis," katanya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya