Pos Indonesia Dukung Gerakan Literasi Nasional Kirim Buku Gratis

Ghani Nurcahyadi
17/6/2017 14:38
Pos Indonesia Dukung Gerakan Literasi Nasional Kirim Buku Gratis
()

GERAKAN Literasi Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 merupakan gerakan untuk lebih meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia yang saat ini masih sangat rendah dan juga sebagai salah satu cara pemerintah untuk menangkal berita negatif, provokatif, atau hoax.

"Masyarakat jarang mau baca, akibatnya mudah sekali mendapatkan informasi negatif, hoax, dan konten lainnya tanpa lebih dahulu melakukan verifikasi kepada sumber yang shahih. Literasi ini sangat perlu terutama untuk masyarakat dengan level yang harus lebih ditingkatkan lagi," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, di Kantor Pos Jakarta Timur, Sabtu (17/6).

"Ayo donasikan bukumu. Dengan semakin banyak membaca, baik buku, koran, atau informasi yang sahih lainnya, hal ini sekaligus untuk menangkal peredaran konten negatif atau hoax yang kian hari kian menghawatirkan. Kami juga melakukan kerja sama dengan MUI, Mapindo, dan lainnya untuk mencegah ini," tambahnya.

Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan penggiat Literasi Nasional telah memerintahkan PT Pos Indonesia untuk membantu mendistribusikan buku-buku yang telah terkumpul dan mengirimkannya kepada penggiat Ayo Baca Buku di seluruh Indonesia. Alasan Presiden memilih PT Pos Indonesia ialah jangkauan yang mencapai seluruh pulau-pulau Indonesia.

"Drop saja ke Kantor Pos, biar kami nanti yang akan mengantar ke tujuannya," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi Wahyu Setijono, seraya berpromosi.

Terkait dengan biaya pengiriman, Gilarsi menyatakan hingga kini semua biaya pengiriman di tanggung oleh Pos. Namun, jika ke depan memiliki dampak biaya yang signifikan mempengaruhi bottom line Pos, pihaknya akan berbagi dengan BUMN besar lainnya.

"Sementara ini kita mengalir dulu, tapi jika nanti mempengaruhi effect cost, kita akan share dengan BUMN besar lainnya seperti Pertamina, PLN, dan Bank-Bank BUMN serta BUMN lainnya, pastilah mereka willing dalam mencerdaskan bangsa. Pasti adalah yang bersedia dan juga peduli," ujar Gilarsi lebih lanjut.

"Kami di Pos tidak perlu mempertanyakan (masalah biaya pengiriman). Kami paham Indonesia butuh ini. Gerakan ini seharusnya telah berlangsung puluhan tahun lalu. Namun meski terlambat, gerakan semacam ini memang harus dilakukan. Targetnya semakin banyak anak Indonesia di bawah 15 tahun yang gemar membaca," tambahnya.

Pada kesempatan itu, Tompi, yang didaulat untuk memberikan testimoninya, menuturkan, kenangan unik pada masa kecilnya di Provinsi Aceh. Ia kerap kali disuruh ibunya untuk membeli bumbu dapur antara lain cabai di warung.

Meski jarak warung dari rumahnya hanya 5 menit, artis yang juga berprofesi sebagai dokter itu mengaku perlu waktu 45 menit untuk membeli cabai dengan bungkus koran itu, bahkan saudara yang lain harus menyusulnya untuk membawa cabai pesanan ibunya.

"Ya korannya saya baca, jadi beli cabainya lama. Saya merasakan membaca itu manfaatnya sangat besar terutama untuk anak-anak. Saya mengimbau kepada masyarakat untuk mengirimkan buku setiap tanggal 17," kata Tompi.

Ia menambahkan, gerakan ini sangat bermanfaat. Terutama untuk anak-anak di luar Jawa. Ia juga menjanjikan akan mengirimkan lebih banyak buku lagi untuk anak-anak.

Pada kesempatan itu hadir Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah; Sekretaris Badan Usaha Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang juga menjabat sebagai Komandan (GLN) Prof Ilza Mayuni; Dewan Komisaris PT Pos Indonesia Karyono Supomo, jajaran Direksi PT Pos Indonesia, Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia, Penggiat Literasi dan tamu undangan lainnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya