Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PRIA ini gemar bersepeda motor. Ia juga ingin bisa berdakwah. Ia menyatukannya dengan bermotor keliling Indonesia. Awi Cheng Ho alias Muhammad Ibrahim Chow Cin Wi berkeliling ke berbagai kota untuk berdakwah sejak akhir 2007. Pria mualaf keturunan Tionghoa yang masuk Islam sejak 2002 itu ingat satu perkataan, 'sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat'. Perkataan itu menjadi pegangannya untuk menyebarkan kedamaian agama Islam meski dua kali terserang stroke. Keputusan suami Nur Betty Defretes itu saat masuk Islam sempat ditentang kedua orangtuanya.
Bagi Awi, semua agama mengajarkan hal yang sama perihal ketuhanan dan kemanusiaan. Hanya bahasa mereka berbeda. Perjalanannya dimulai dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, hingga Malaysia dan Brunei Darussalam. Pria yang kini berusia 52 tahun itu menyebut apa yang dikerjakannya ialah safari dakwah. "Saya mendapat surat dari MUI Medan, surat panggilan untuk berdakwah di Medan. Lalu saya berpikir, kenapa harus selalu diundang, kenapa tidak menjemput bola saja, lalu tujuan awal saya bersilaturahim ke masjid-masjid di Jawa. Ini sekaligus sebagai sarana saya belajar keragaman budaya di Indonesia," ucap pria yang dulunya beragama Buddha itu.
Apa yang dilakukan Awi tak selamanya mulus. Ia pernah dikatakan seperti Snouck Hurgronje dari Belanda, pura-pura masuk Islam, tetapi justru menggerogoti Islam dari dalam.
Ia tak ambil pusing. Ia hanya meminta pihak yang curiga untuk mendengarkan apa yang disampaikan sekaligus melihat video rekaman tentang dirinya di Youtube. Kini lebih dari 300 kabupaten/kota telah disinggahinya untuk menyiarkan ajaran Islam yang damai, yang dibawanya berupa pakaian, buku, laptop, serta proyektor. Awi menyebut syiarnya ialah nada film dan dakwah, memutar film-film, dan lagu Islam, serta perjalanan spiritual tentang Islam.
Awi tidak mempersoalkan biaya. Malah ia pernah dibayar dengan menggunakan buah-buahan, sayuran, ataupun buku. Baginya bentuk apa pun ialah rezeki. Kalau tidak dibayar pun ia menganggap sebagai bagian dari jihadnya. Jika sudah melakukan safari dakwah, Awi bisa tidak berhenti, terus berputar, bahkan pernah sampai sembilan bulan lamanya ia tidak kembali ke rumah. Sang istri tidak memprotes dan justru mendukungnya karena yang dilakukan suaminya merupakan hal baik.
Kini, karena kondisinya yang sudah tak lagi mumpuni, Awi menggunakan mobil untuk melanjutkan safari dakwahnya hingga akhir hayat. Kedua orangtuanya pun sudah mulai menerima apa yang ia lakukan dan malah bangga karena anaknya bisa berkeliling untuk menyebarkan hal baik. Tidak ada pemaksaan. Ia hanya memberikan apa yang diketahuinya. Siapa pun yang ingin mendengarkan tidak menjadi masalah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved