Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BANYAK hal yang awalnya kurang menarik, bahkan tidak mungkin menjadi peluang bisnis karena terlalu sederhana dan kurang bermafaat, ternyata mampu menjadi sesuatu yang spesial setelah dikerjakan orang yang kreatif dan inovatif. Hal itulah yang diangkat Big Circle pada episode ke-12 yang akan tayang Minggu (18/6) pukul 20.30 WIB. Big Circle kedatangan tamu yang tentu saja memberikan keuntungan dan dampak sosial. Narasumber Big Circle kali ini adalah para pendiri Suwe Ora Jamu, Oriflakes, dan Goers.
Host Andy F Noya bersama Amanda Zevannya akan berdiskusi bersama para narasumber. Kali ini, mereka didampingi mentor Rene Suhardono (penulis dan pegiat pendidikan), Ben Soebiakto (creativepreneur), yang akan memberikan banyak insight kepada narasumber. Selain itu, akan hadir mentor tamu, Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo. Ia akan bercerita tentang BNI Digination yang merupakan sebuah movement berupa rangkaian kegiatan yang dilaksanakan BNI untuk dapat membuka wawasan masyarakat Indonesia bahwa teknologi digital dapat diaplikasikan dengan sebaik mungkin guna meningkatkan kesejahteraan bersama dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
BNI Digination diharapkan menjadi salah satu media untuk dapat menggerakkan masyarakat Indonesia agar berkontribusi bagi bangsa melalui penerapan teknologi digital. Dalam pelaksanaannya, BNI Digination memiliki dua pilar aktivitas utama, yaitu Community Engagement dan Experience Building.
Kedai sederhana
Beranjak ke tamu pertama, Big Circle menghadirkan Nova Dewi Setiabudi, 42, pendiri kedai Suwe Ora Jamu. Kedai sederhana yang ingin melayani kebutuhan mereka yang ingin menikmati jamu, kopi, ataupun camilan tradisional rumahan yang nikmat dan sehat. Kedai ini mengangkat konsep tradisional dan modern sekaligus. Pelanggan bisa menikmati berbagai varian jamu baik yang asli maupun yang sudah 'dipermak' menjadi lebih modern tetapi tetap berkhasiat.
Suwe Ora Jamu didirikan untuk melestarikan jamu sebagai warisan budaya. Selain itu, mereka bekerja sama dengan petani tanaman herbal organik di Sukabumi untuk suplai bahan-bahan jamu. Mereka juga sering mengadakan kelas untuk mengajarkan teori dan praktik membuat jamu, yang banyak pesertanya berasal dari Jepang. Terdapat kelas jamu (workshop) berbayar seharga Rp300 ribu.
Di workshop itu, peserta diberi pengetahuan teori dan praktik tentang jamu, mengedukasi membuat jamu yang baik dan benar. Materi di kelas jamu diberikan Nova sendiri. Saat ini Suwe Ora Jamu telah memiliki banyak kedai selain yang utama terletak di Petogogan, Jakarta Selatan. Mereka ada di Bentara Budaya Jakarta, Warung Jati, dan Paviliun 28. Saat ini mereka sedang memproses kedai kelimanya di Taman Bhagawan, Bali. Selain itu, Suwe Ora Jamu menjual produk mereka ke supermarket, hotel, dan kafe di Bali, Yogyakarta, Surabaya, dan Palembang.
Suwe Ora Jamu juga dipamerkan dalam acara-acara budaya, musik, dan bazar. Di samping itu, Suwe Ora Jamu menyediakan promosi unik dengan cara menukarkan botol kosong bekas jamu Houseblend di rumah. Tiap 5 botol kosong akan dihargai 1 botol jamu. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved