Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SEKELOMPOK orang tampak berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama-sama. Seusai lagu berkumandang, mereka lalu duduk bersila di atas karpet merah, melingkari makanan yang digelar di atas lembaran daun pisang. Mereka lantas botram atau bersantap bersama dengan penuh keakraban.
Seperti itulah gambaran kegiatan buka puasa bersama yang digagas Yayasan Wihara Dhanagun serta beberapa organisasi dan elemen masyarakat Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Untuk kali ketiga, Wihara Dhanagun yang merupakan tempat ibadah umat Buddha tersebut menyelenggarakan buka puasa bersama dengan umat Islam.
Serupa dengan tahun-tahun sebelumnya, para peserta berbaur tanpa rasa sungkan. Mereka menikmati hidangan berupa kolak pisang, kolang-kaling, teh manis, dan kurma.
Masih di lokasi yang sama, seusai berbuka, umat Islam kemudian menjalankan ibadah salat Magrib berjemaah dengan dipimpin Zaenal Abidin selaku Ketua Umum Badan Sosial Lintas Agama (Basolia).
Pemandangan cukup menarik saat itu. Ketika sebagian salat, warga lainnya yang didominasi etnik Tionghoa bahu-membahu mempersiapkan santapan selanjutnya. Para oma, koko (panggilan untuk pria) dan cici (panggilan untuk perempuan) dengan dibantu warga lainnya bergotong royong.
Kegiatan malam itu ditutup dengan ngaliwet atau menyantap hidangan nasi liwet beramai-ramai. Ngaliwet merupakan budaya makan bersama khas Pasundan, dengan nasi berserta lauk-pauknya dihidangkan di atas daun pisang.
Warga bersatu
Buka puasa bersama di Wihara Dhanagun Bogor ini menyatukan warga Kota Bogor yang berasal dari berbagai suku dan etnik.
Tokoh masyarakat dan ulama yang datang meliputi Danrem 061 Suryakencana, Dandim, Wakil Wali Kota Bogor, ulama dari Empang yakni Habib Novel, dan Rektor Universitas Pakuan.
Menurut Franky Sibbald sebagai pengurus Yayasan Dhanagun, kegiatan itu digagas Guntur Santoso yang merupakan tokoh Tionghoa di Bogor.
Belakangan acara ini didukung beberapa organisasi kemasyarakatan seperti Bogor Sahabat (Bobat).
Tokoh Kota Hujan lainnya, Hazairin Sitepu, mengatakan warga harus berkolaborasi untuk menjadikan Kota Bogor yang lebih adem dan Indonesia yang lebih damai.
“Untuk kehidupan ke depan, kita harus menjaga silaturahim karena ujung-ujungnya kita bangsa Indonesia. Kita harus menerima semua jenis, semua perbedaan, dan agama,” ujar Hazairin dalam kuliah tujuh menitnya seusai berbuka puasa.
Menurut Harlan Bestari Bengardi, tokoh lainnya yang juga aktif di Dhanagun dan Bobat, kegiatan ini menjadi momen istimewa.
“Ini satu gerakan yang ingin menciptakan keberagaman dengan saling menghormati. Bukan saat buka puasa saja, melainkan juga dalam kegiatan lain seperti Cap Go Meh ketika panitianya beragam agama,” tuturnya. (Dede Susianti/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved