Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
GANGGUAN tenggorokan kerap kali muncul ketika berpuasa. Itu disebabkan kerena kita tidak menjaga pola makan yang sehat ketika berbuka, ditambah kebersihan mulut yang kurang terjaga selama puasa. Ketua Divisi Laring Faring Departemen Telinga, Hidung, dan Tenggorokan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Syahrial M Hutauruk SpTHT-KL menjelaskan, pada saat berpuasa kondisi mulut menjadi lebih kering sebab produksi air liur atau saliva berkurang. Padahal saliva merupakan antiseptik alami untuk membersihkan mulut dari bakteri dan jamur.
“Mulut menjadi lebih kering sehingga kuman lebih mudah berkembang biak. Rongga mulut lebih rentan terhadap bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi mulut dan tenggorokan,” ujarnya dalam talkshow bertema Jaga kesehatan saat puasa dengan ber-gargle bersama Betadine di Jakarta, Kamis (8/6). Menurut Syarial, saat berbuka biasanya kita sering menyantap makanan berminyak, berlemak, dan tinggi kadar gula. Sisa makanan tersebut, jika terakumulasi dengan bakteri atau virus, dapat menyebabkan radang tenggorokan. Gejalanya meliputi demam, nyeri ketika menelan, suara serak, nyeri sendi, nyeri telinga, bahkan pembengkakan kelenjar getah bening.
Syahrial menjelaskan radang tenggorokan dibagi menjadi tiga, yaitu radang tenggorokan akut, subakut, dan kronis. Dia menuturkan radang tenggorokan yang disebabkan infeksi virus flu sangat mungkin dapat sembuh sendiri tanpa intervensi antibiotik apa pun. Sebab, kata Syahrial, imunitas manusia bisa melawannya. Sebaliknya, radang tenggorokan yang disebabkan bakteri justru membutuhkan obat-obatan supaya tidak semakin berkembang.
“Kalau gejalanya membaik selama lima hari, pertimbangkan bahwa itu virus. Sebaiknya kalau lebih dari lima hari, sangat mungkin ada infeksi lain dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter,” tegas Syahrial. Untuk upaya pencegahan radang tenggorokan selama berpuasa, Syahrial mengimbau untuk menjaga pola makan selama berbuka. Hindari makanan terlalu manis dan lengket berlemak, hindari softdrink ataupun soda terlalu banyak, serta tidak merokok. Yang terpenting ialah menjaga kebersihan mulut dan tenggorokan menggunakan obat kumur yang mengandung antiseptik.
Kumur dengan obat kumur
Untuk menjaga kesehatan rongga mulut dan tenggorokan, salah satu hal yang dapat dilakukan ialah dengan berkumur sampai ke tenggorokan menggunakan obat kumur antiseptik atau yang disebut gargle. Tujuannya mengendalikan pertumbuhan bakteri, virus, dan jamur di daerah mulut dan tenggorok. Pada kesempatan yang sama, edukator dan trainer dari Mundhupharma Merry Sulastri menyampaikan sebuah riset dari dermatologis yang dirilis pada 2002. Dibuktikan, melakukan gargle (berkumur sampai tenggorok) selama 30 detik menggunakan cairan antiseptik dapat menjaga flora normal daerah rongga mulut dan tenggorokan. Salah satu cairan antiseptik yang dapat digunakan ialah yang mengandung providone-iodine.
“Providone-iodine merupakan zat antimikroba yang lazim digunakan dan membantu mengendalikan infeksi. Zat ini tidak menimbulkan resistensi mikroba secara klinis,” ucap Merry. Dia menjelaskan pada dasarnya berkumur hampir sama dengan gargle. Hanya, saat melakukan gargle, kita menengadahkan kepala 45 derajat dan tahan cairan obat kumur antiseptik di tenggorokan selama 30 detik, kemudian mulai ber-gargle. Dia menyatakan melakukan gargle umumnya aman dilakukan. Akan tetapi, pada anak kecil sebaiknya diperhatikan.
“Kalau pada anak-anak, dilihat apakah dia sudah bisa melakukan gargle. Jika belum, sebaiknya jangan untuk menghindari tersedak. Jika cairan providone-iodine tertelan secara tidak sengaja, disarankan minum air putih yang banyak,” tukasnya. (Ind/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved