Daerah Bertekad Kendalikan Populasi

Put/Ind/X-6
12/6/2017 06:38
Daerah Bertekad Kendalikan Populasi
(Grafis/Caksono)

PERTUMBUHAN penduduk yang tidak terkendali akan mengham­bat pemerataan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejah­teraan rakyat.

Karena itu, sejumlah daerah ber­tekad untuk mengendalikan populasi penduduk. “Pertum­buhan penduduk mesti dikendalikan. Filosofinya kan semakin se­dikit (penduduk) semakin mu­dah menciptakan pemera­ta­an eko­nomi,” kata Gubernur Ja­wa Tengah Ganjar Pranowo, ta­di malam.

Provinsi Jateng termasuk dalam lima besar tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia (llihat grafis)
Senada, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berenca­na Nasional (BKKBN) Surya Chan­­dra ­Su­rapati mengatakan, agar tujuan ­pemerataan dan ke­sejahteraan masyarakat Indonesia tercapai, pertumbuhan penduduk harus dikendalikan.

Menurut Surya, pertumbuhan penduduk di Indonesia masih tinggi. Total fertility rate (TFR) atau jumlah anak per wanita Indonesia pada survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) saat ini ialah 2,6. Laju pertumbuhan penduduk dapat dikatakan ter-kendali bila angka TFR-nya 2,1.

“Upaya untuk mendorong masyarakat menggunakan KB harus terus dilakukan,” kata Surya, kemarin.
Surya menambahkan, jumlah penduduk harus dikendalikan melalui program Keluarga Berencana (KB) dan sosialisasi untuk tidak menikah dan melahirkan dini, atau di bawah usia 21 tahun bagi perempuan.

Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI Sonny Harry B Harmadi membenarkan bahwa tingginya pertumbuhan penduduk karena angka kelahir­an dapat menghambat pertum­buhan ekonomi. Itu disebabkan semakin banyak penduduk dengan usia nonproduktif berdampak pa­da tingginya rasio ketergantungan terhadap penduduk usia produktif.

“Karena pendu­duknya didominasi usia nonproduktif, pertumbuhan ekonominya ­rendah,” ujar Sony, kemarin.
Sebaliknya, Sonny mengata­­kan di beberapa daerah dengan kondisi perekonomian ba­gus, angka kelahiran cenderung rendah dan ma­syarakat le­­bih sejahtera. Pemerintah dae­rah, kata dia, khusus­nya daerah dengan angka kelahiran tinggi harus memberikan perhatian khusus pada program KB.

Sejauh ini, ujar Sonny, sudah ada program Kampung KB yang digalakkan BKKBN. Program itu menyasar daerah dengan tingkat kesejahteraan yang masih rendah. (Sat/Put/Ind/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya