Medsos Sejuk dari yang Muda

Fario Untung Tanu
11/6/2017 05:55
Medsos Sejuk dari yang Muda
(Dok. Instagram @elizhabet_elzha)

GAMBAR-GAMBAR dan tulisan bernuansa merah putih yang berisi pesan kebangsaan cukup banyak menghiasi akun Instagram @elizhabet_elzha. Bahkan, dalam satu hari akun dengan 1.069 pengikut itu bisa mengunggah beberapa pesan kebangsaan dan perdamaian, baik berupa unggahan sendiri maupun unggahan ulang.

Pada Jumat (9/6), misalnya, ia mengunggah ulang tulisan dari akun @pojok_damai, ‘Kami berbeda, tapi kami tetap Indonesia’, dengan latar bendera Merah Putih. Ia juga mengunggah kutipan dari Perdana Menteri kelima Indonesia, Mohammad Natsir, yang berbunyi, “Pancasila: ajaran spiritual, moral, dan landasan etik dalam kehidupan bernegara dan bernegara Indonesia.”

Jika tidak menyuarakan pesan kebangsaan, unggahan pemilik akun yang akrab disa­pa Elzha itu sama seperti anak muda lainnya. Perempuan dengan rambut bergaya ombre masa kini itu senang traveling dan wisata kuliner.

Elzha yang sehari-hari berprofesi sebagai penulis mengaku pesan-pesan damai dan kebangsaan itu rajin dibuat semenjak ia makin khawatir dengan isu terorisme. Banyaknya anak muda yang terjerumus ke kelompok radikal dan teroris membuatnya ingin bergerak.

“Pikiran saya hanya satu, ini (pesan damai) untuk berbakti kepada negara,” kata perempuan berusia 28 tahun yang berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu kepada Media Indonesia, Kamis (1/6).

Elzha tidak sendiri. Di berbagai daerah, anak muda secara perorangan dan komunitas ikut bergerak lewat medsos dan situs mereka. Isu yang mereka lawan beragam, tidak hanya intoleran, tetapi sampai plagiarisme dan persekusi.

‘Bantulah mereka yang sedang dalam proses bertumbuh, Jangan malah diinjak-injak’, begitu unggahan akun Instagram @lontaradamai yang digawangi sekelompok anak muda asal Makassar, Sulawesi Selatan. Unggahan dengan gambar latar sketsa perempuan muda itu mudah mengingatkan kita pada kritik plagiarisme yang sedang menimpa penulis remaja asal Banyuwangi.

Kerja sama OSIS
Di Jakarta, OSIS SMA Kolese Kanisius dan OSIS SMA Al-Izhar Pondok Labu bekerja sama membuat gerakan Raga Muda Pluralisme. Gerakan itu diwujudkan lewat unggahan-unggahan sejuk di akun Instagram kedua OSIS.

Salah satu unggahan yang dibuat OSIS Kanisius bertuliskan ‘Raga Muda #PLURALisME’. Unggahan itu disertai keterangan berbunyi, ‘Kami siswa SMA Kolese Kanisius dan kami mendukung gerakan #PLURALisME’. #PLURALisME ialah gerakan generasi muda yang ingin menjunjung tinggi nilai persatuan tanpa dipengaruhi isu-isi pemecah belah kebinekaan Indonesia. Unggahan yang dibuat pada Rabu (7/6) itu telah mendapat 233 likes.

Kedua OSIS itu juga membuat unggahan berupa template sehingga orang lain dapat ikut dalam gerakan itu. Ketua OSIS Kanisius, Kevano, menjelaskan unggahan kebangsaan telah mereka buat sejak Desember lalu. Alasannya, kesadaran peran besar generasi muda pada negara.

“Anak muda itu senjata uta­ma jika Indonesia mau maju. Namun, jika anak muda sekarang ini mudah terprovokasi oleh (suku, agama, ras, dan antargolongan) SARA, bagaimana ke depannya?” ujarnya.

Kerja sama dengan SMA Al-Izhar sudah berlangsung dua bulan ini dan sekaligus dibuat seiring dengan perayaan Pekan Pancasila yang dimulai pada 1 Juni. Bagi mereka, kerja sama dua sekolah yang berbeda latar agama tersebut sekaligus menjadi bukti kuat kedamaian pluralisme.

Gerakan anak-anak muda itu sesungguhnya tidak hanya membanggakan, tetapi juga sebagai sentilan sosial.
Ketika banyak orang dewasa sulit beranjak dari konten kebencian dan hoaks, bahkan ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa, anak-anak muda tersebut punya kesadaran lebih tinggi pada kebangsaan. (AT/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya