Film Penuhi Kebutuhan Kreatif

Siti Retno Wulandari wulan@mediaindonesia.com
10/6/2017 00:40
Film Penuhi Kebutuhan Kreatif
(MI/Sumaryanto)

LOGAT bicaranya khas saat menggunakan bahasa Indonesia. Meskipun kerap terbata-bata, pria bernama Agung Hapsah tak langsung menyerah untuk bisa melafalkan dengan baik setiap kata bahasa Indonesia. Hidup di Australia sejak kecil membuat Agung lebih fasih menggunakan bahasa inggris, tak jarang banyak penonton videonya yang merisaknya karena dianggap sombong.

Suara sumbang itu tidak menyurutkan pemuda berusia 18 tahun itu melakukan kesukaannya membuat film pendek atau video bloger pada laman Youtube. Pria kelahiran Ujung Pandang, 11 Mei 1999, ini sudah tertarik membuat video saat duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar (SD) saat berada di Australia. Ia belajar secara autodidak dengan perlengkapan seadanya. Padahal, kata sang ayah, Muhammad Ali Hapsah, di kelas satu dan dua SD, Agung sangat produktif menulis hingga tulisannya dipublikasi untuk kategotri cerita nonfiksi.

Saat Agung menemukan ketertarikan membuat video dan film, itu semakin melengkapi kebutuhannya secara krea­tif. Bagi pria yang berasal dari salah satu desa di Kalimantan Timur ini, media tersebut bisa mengombinasikan kesukaannya seperti pada kegiatan berperan (acting), menulis (writing), membaca (reading), hingga pertunjukan (performance). Kini sudah lebih dari 200 video termasuk film pendek yang dibuatnya dan yang paling banyak menuai komentar serta berkesan bagi dirinya ialah saat merekam momen kesedihan sang ayah yang kehilangan dokumen-dokumen masa muda.

Film pendek berjudul A Little Black Book itu diambil saat dirinya melihat ayah dan ibunya sedang membongkar dokumen di gudang sebelah rumah. Raut wajah sedih dan panik tergambar jelas pada sang ayah, membuat Agung segera berlari mengambil kamera dan mendokumentasikannya. Tak hanya mereka, Agung juga bertanya-tanya mengapa sang ayah sampai begitu sedih saat mengetahui dokumen masa mudanya habis dimakan binatang.

“Saya senang menangkap emosi dan ada pesan yang ingin saya sampaikan melalui video tersebut tentang harga. Ada yang berupa fisik dengan penyebut­an jumlah nominal tertentu dan ada harga sentimental karena memiliki banyak kenangan di dalamnya,” tukas Agung sembari berkelakar kalau ada yang sedih, hal pertama yang dilakukan ialah merekamnya.

Presiden
Sulung dari tiga bersaudara yang kini menyandang status kreator konten ini pernah diundang mengikuti kunjungan Presiden RI Joko Widodo di Kalimantan bersama tiga Youtuber lainnya. Saat dihubungi, Agung merasa ketakutan karena nada suara yang berat dan tidak dikenalnya. Untuk memastikan dirinya tidak sedang ditipu, ia meminta foto identitas sang penelepon. Setelah melihat berbagai badge (emblem) pada pakaian yang dikenakan sang penelepon, ia langsung percaya akan undangan tersebut.

Pada video yang direkam, Agung memberikan konklusi atas pengalam­annya dua hari bersama Presiden. Pertama, untuk menjadi pemimpin yang baik, hubungan dengan masyarakat pun harus terjalin dengan baik. Bagi pria yang kini tinggal di Jakarta ini, kegiatan bersalaman yang dilakukan Presiden bukan semata pencitraan, melainkan lebih kepada pengetahuan beliau akan usaha yang dilakukan masyarakat. Kedua, untuk menyelesaikan persoalan sebaiknya memang turun ke akar dan berbincang dengan masyarakat. Ketiga, bercanda adalah cara hebat untuk terhubung dengan orang lain.

Memiliki pengalaman menumpang pada pesawat kepresidenan, bersalam­an langsung, hingga berlari-larian saat mengikuti kegiatan sang kepala negara membuat dirinya merasa beruntung. Ia pun menganggap apa yang dilakukan Jokowi dalam berbagi sepeda merupakan simbol jika belajar sungguh-sungguh segala cita pasti tercapai. Sementara itu, buku tulis, dilihat Agung sebagai keinginan Presiden agar anak mulai terbiasa untuk menulis, mengisi kekosongan negeri dengan kejayaan.

“Mimpi saya, ingin jadi inspirasi bagi anak muda. Saya saja dari kampung bisa, masak kamu enggak bisa,” ucapnya. Kedua orangtua pun mendukung apa yang kini dilakukan Agung. Bagi mereka, tidak perlu memaksa Agung untuk bekerja di kantor karena anaknya tersebut akan membangun kantor sendiri. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya