Kedubes AS Gelar Acara Berbuka Bersama 100 Anak Panti Asuhan

Haufan Hasyim Salengke
08/6/2017 09:34
Kedubes AS Gelar Acara Berbuka Bersama 100 Anak Panti Asuhan
(Istimewa)

KEDUTAAN Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta tetap melanjutkan tradisi iftar (berbuka puasa) bersama dengan komunitas atau umat muslim di Tanah Air. Tradisi tahunan ini untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Pada Ramadan tahun ini, Kediaman Duta Besar di bilang Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/6), kedatangan 100 anak dari panti asuhan Al Maun Muhammadiyah Jakarta dan Raksa Bogor. Anak-anak setingkat SD dan SMA ini diundang sang tuan rumah, Duta Besar Joseph Donovan, untuk melakukan acara berbuka bersama.

Donovan menjelaskan kepada anak-anak bahwa seperti di Indonesia, umat Islam di AS juga melaksanakan ibadah puasa dan tradisi-tradisi terkait selama bulan suci. "Ramadan menjadi momen spesial bagi muslim di AS untuk berkumpul bersama keluarga, sahabat, guru-guru, dan anggota masyarakat lain, berbuka puasa bersama," ujar Donovan.

"Semoga kali ini menjadi puasa yang damai dan berkah," kata diplomat yang belum lama bertugas di Indonesia itu. Suksesor Robert O. Blake itu mengatakan bahwa muslim di AS juga memberikan kontribusi kepada masyarakat Amerika Serikat secara keseluruhan. Ia menjelaskan ada sekitar 3 juta jiwa muslim di 'Negeri Paman Sam'.

Donovan memberitahu anak-anak panti bahwa Indonesia dan AS memiliki banyak kesamaan, salah satunya beragam dalam hal keyakinan atau agama. "Dalam bulan Ramadan juga hal yang harus direnungkan adalah perbedaan untuk saling menghargai satu sama lain," kata Donovan.

Acara berbuka bersama juga diisi oleh Jakarta Performing Art Community yang membawakan lagu musikal, dan penampilan marawis dari dua panti asuhan tersebut.

Holly Zardus, dari Cultural Affair Officer Kedutaan AS, mengatakan tujuan acara ini untuk merayakan Ramadan dengan umat Islam dan peduli kepada kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Juga untuk mengenalkan kepada kaum muda tentang program Pertukaran Pemuda dan Studi (YES).

"Kedutaan punya banyak program untuk menghubungkan orang-orang dengan AS, salah satu program yang menonjol adalah Youth Southeast Asian Leaders Inniative," kata dia. Lembaga tersebut adalah jaringan pemuda yang tidak hanya dari Indonesia tetapi juga dari kawasan Asia lainnya. "Dari 100 ribu pemuda, 20 ribu dari Indonesia, berusia 18-35 tahun," imbuh Zardus.

Menurutnya, dengan terhubung satu sama lain, para pemuda bisa membuat perubahan penting untuk memajukan masyarakat. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya