Beasiswa Solusi Kurang Dosen

Syarief Oebaidillah
06/6/2017 06:28
Beasiswa Solusi Kurang Dosen
(Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti, Ali Ghufron Mukti -- ANTARA/Widodo S. Jusuf)

INDONESIA membutuhkan ribuan tenaga pendidik atau dosen untuk perguruan tinggi. Sayangnya, kebutuhan tersebut belum terpenuhi.

Hingga saat ini tercatat 34.933 dosen di Indonesia masih berkualifikasi S-1. Sementara itu, dosen yang berpendidikan doktor masih sekitar 25 ribu orang. Padahal, paling tidak jumlah doktor ialah 30 ribu.

“Jumlah guru besar juga masih sedikit, hanya 6.000 orang. Idealnya 22 ribu guru besar,” papar Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti, Ali Ghufron Mukti, saat konferensi pers di Kantor Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti), Jakarta, kemarin.

Guna mengatasi kekurangan dosen tersebut, Kemenristek dan Dikti melalui Direktorat Sumber Daya Iptek Dikti (SDID) berkomitmen meningkatkan jumlah tenaga pendidik atau dosen serta ilmuwan yang kompetitif di masa depan.

Hal tersebut dilakukan melalui sejumlah skema beasiswa pascasarjana (S-2 dan S-3), baik di universitas dalam negeri maupun luar negeri.

Tiga beasiswa yang diluncurkan ialah Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN), Beasiswa Afirmasi untuk Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTNB), dan Beasiswa Program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

Sementara itu, kuota yang dibe­rikan ialah 1.000 penerima BPP-DN, 150 penerima beasiswa Afirmasi PTNB, dan 250 beasiswa PMDSU. Fasilitas pendanaan beasiswa PMDSU berupa hibah penelitian untuk mahasiswa.

Nominalnya ialah Rp50 juta-Rp60 juta per tahun dan mereka mendapat bimbingan penulisan publikasi ke luar negeri.

Dosen pensiun
Setidaknya hingga 2021 akan terdapat 6.000 dosen yang pensiun.

“Hingga 2021 terdapat lebih dari 6.000 dosen akan pensiun. Sebab itu, beasiswa tersebut menjadi terobosan untuk meningkatkan kapasitas dosen dan mencetak sumber daya iptek dikti dari sarjana unggul,” katanya.

Menurut Ghufron, beasiswa jenjang S-2 untuk dosen tetap yang memiliki nomor induk dosen nasional (NIDN) atau nomor urut pengajar nasional (NUPN) diberikan melalui skema beasiswa Afirmasi PTNB. Sementara itu, BPP-DN diberikan kepada dosen di lingkup Kemenristek dan Dikti untuk menempuh jenjang S-3.

Tak hanya itu, tersedia juga beasiswa dosen ke luar negeri, yakni dilakukan melalui skema Dikti Funded Fulbright ke Amerika Serikat (AS) untuk 50 penerima, beasiswa OeAD dengan Austria untuk 10 penerima, dan Newton Fund dengan Inggris untuk delapan penerima.

“Ketiga beasiswa dalam negeri, yaitu BPP-DN, Beasiswa Afirmasi, dan PMDSU sudah mulai dibuka pendaftarannya pada 5 Juni sampai dengan 30 Juni 2017,” jelas dia.

Sementara itu, beasiswa PMDSU akan diberikan kepada lulusan baru yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi doktor dengan masa pendidikan selama empat tahun.

Pada program tersebut, sarjana unggul dituntut untuk dapat menghasilkan minimal dua publikasi hasil riset di jurnal internasional. (Ant/H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya