AS tidak Pengaruhi Indonesia

Richaldo Y Hariandja
05/6/2017 06:37
AS tidak Pengaruhi Indonesia
(Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar -- MI/Bary Fathahilah)

KEPUTUSAN Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menarik diri dari Perjanjian Paris (Paris Agreement) untuk perubahan iklim pada Kamis (1/6) tidak akan menyusutkan rencana Indonesia untuk berkontribusi dalam menahan laju pemanasan global. Upaya menahan laju perubahan iklim merupakan cara pemerintah untuk memastikan masyarakat mendapatkan lingkungan yang layak.

“Agenda pengendalian perubahan iklim Indonesia dilakukan atas perintah konstitusi bukan atas perintah internasional, termasuk bukan atas perintah AS. Keputusan mundurnya AS tidak akan menggoyah­kan komitmen pemerintah melaksanakan perintah konstitusi,” ucap Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.

Rakyat Indonesia, lanjut Siti, berhak untuk mendapatkan lingkungan yang baik, hal tersebut merupakan hak konstitusional yang secara tegas disebutkan dalam Pasal 28 H ayat (1) Undang-undang dasar (UUD) 1945. Oleh karena itu, agenda pengendalian perubahan iklim yang dilakukan Indonesia berasaskan amanat UUD.

Perjanjian Paris tidak bersifat mengikat, itu sebabnya yang dibutuhkan dalam menahan laju perubahan ikim berupa komitmen negara masing-masing. “Jaring­an global serta akses dukungan teknologi, finansial, sistem, dan lain-lain dalam upaya setiap negara melakukan mitigasi dan adaptasi untuk pengendalian perubahan iklim dilakukan untuk menyediakan lingkungan yang baik bagi rakyatnya,” imbuh Siti.

Sebelumnya, Siti menyatakan sejak 2011, Amerika dan Indonesia sudah memiliki ikatan kerja sama bernilai US$1 miliar. Kerja sama tersebut tertuang dalam segala aspek berkaitan dengan ling­kungan, energi, dan perubahan iklim. Menurut Siti, ikatan pendanaan tersebut tidak akan terancam tercabut karena telah terikat.

Respons negatif
Keputusan AS tersebut pun mendapat respons negatif dari organisasi nonpemerintah yang bergerak di bidang lingkungan. Salah satunya The Nature Conservancy, berdasarkan keterangan yang diterima Media Indonesia, CEO dan Presiden TNC Mark Tercek menyatakan peran AS dalam upaya pengendalian perubahan iklim telah berlangsung selama berpuluh tahun.

Dukungan perusahaan-perusahaan di AS juga menjadi nilai tambah. “Kami percaya bahwa kepemimpinan AS menjadi penting karena perubahan iklim ini membutuhkan kerja sama internasional,” ucap dia.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menghargai keputusan Presiden AS Donald Trump. Meskipun demikian, dirinya merasa hal itu merupakan sebuah kesalahan bagi AS dan bumi secara khusus.

Untuk itu, dirinya menga­jak setiap ilmuwan, teknis, pengusaha, serta masyarakat yang kecewa terhadap keputusan AS tersebut untuk datang ke Prancis dan beker­ja bersama untuk mencari solusi konkret atas perubahan iklim. “Kami (Prancis) tidak akan menye­rah. Kita akan berhasil karena siapa pun dan di mana pun kita, kita memiliki satu tanggung jawab bersama, untuk membuat planet kita kuat lagi,” tukas Macron. (H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya