Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
HIDUP dalam keluarga sederhana, dengan ayah sebagai tukang pijat alternatif, tak membuat keinginan menolong orang lain hilang dari benak Sumirah.
Sejak duduk di kelas 5 sekolah dasar (SD), Sumirah sudah memiliki cita-cita untuk mendirikan panti.
Kala itu, ia merasa akan bahagia dengan bisa menolong banyak orang.
Bermula dari mengasuh anak korban banjir Pacitan pada 1996, ia menyewakan rumah indekos kecil untuk menjadi tempat tinggal anak asuhnya.
Semakin lama, banyak yang datang ke tempatnya untuk menitipkan anak yatim piatu juga beberapa anak jalanan.
Tidak ada penolakan, Sumirah hanya merasa perlu lebih giat bekerja agar segala kebutuhan diri dan anak asuhnya bisa terpenuhi.
Dalam satu hari minimal ia harus memijat 25 orang mulai pukul 06.00 hingga 19.00.
Kini, Sumirah yang menambah pekerjaan sebagai pedagang sayur telah memiliki Yayasan Panti Asuhan Amanah.
Beberapa tahun sebelum memiliki rumah yatim piatu, Sumirah telah lebih dulu membantu membangun musala di beberapa daerah pinggir gunung Pacitan.
"Pesan orangtua saya, kalau kita dapat 100, 50 itu milik orang lain, dan 50 lainnya milik kita. Saat memijat pasien, saya melihat musala yang ada di sekitar tidak layak untuk ibadah, jadi penghasilan yang didapat saya langsung sisihkan untuk musala setempat," tukas Sumirah yang mulai membantu pembangunan musala sejak usia 20 tahun.
Untuk biaya operasional anak-anak yayasan yang kini berjumlah 85 orang, Sumirah juga bekerja serabutan seperti menjadi tukang jahit dan tukang sol sepatu.
Anak-anak juga ia latih untuk terampil membuat bunga kertas, dilatih mandiri, dan tetap berbagi pada sesama.
Cobaan datang saat pertama kali ia mendirikan panti asuhan.
Kala itu ada 54 anak dan ia kekurangan uang biaya sekolah mereka sebesar Rp600 ribu.
Padahal, ketika itu ia sudah menjual simpanan emas hingga bertemu dengan pasien yang sembuh dari penyakit stroke dan menanyakan kondisi Sumirah yang tidak semringah.
Seusai diberi tahu, pasien tersebut lantas memberikan sejumlah uang tersebut untuk membantu Sumirah.
"Senang saja gitu kalau bisa berbagi dengan orang lain. Cobaan lainnya ketika anak-anak diusir dari indekos yang saya sewakan. Mereka menghabiskan sampo tuan rumah, lalu tengah malam diusir dan tidur di rumah saya yang berukuran 2,5 x 13 meter, he he he. Tidurnya sambil duduk," pungkasnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved