Titik Panas Kebakaran Hutan Terus Alami Penurunan

Putra Ananda
29/5/2017 16:09
Titik Panas Kebakaran Hutan Terus Alami Penurunan
(ANTARA/Rony Muharrman)

ANGKA titik Panas (hot spot) penyebab kebakaran hutan dari tahun ke tahun berangsur-angsur menurun. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat per April 2017 jumlah titik panas hanya terdapat di 13,370 hektare (ha).

Jumlah tersebut jauh lebih rendah daripada jumlah titik panas kebakaran hutan di 2016 yang mencapai 438.000 ha dan 2015 yang mencapai 2,6 juta ha.

"Setelah ada arahan dari presiden di 2015 untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan di tingkat awal, saat ini kita terus melakukan upaya serentak di seluruh daerah, khususnya di 10 provinsi rawan untuk dilakukan patroli terpadu di bawah gabungan Pemerintah Daerah, TNI, Polri dan Manggala Agni yang ada di bawah KLHK," ujar Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Raffles B Panjaitan, di Jakarta, Senin (29/5).

Selain bertugas untuk menemukan titik panas, Rafles melanjutkan bahwa patroli terpadu juga bertugas untuk melakukan sosialisasi kepada warga agar tidak membuka lahan dengan cara membakar hutan. Warga diarahkam untuk memanfaatkan kayu-kayu sisa pembukaan lahan yang tidak dibakar untuk dibuat menjadi cuka kayu yang memiliki nilai ekonomis.

"Mereka juga melatih warga untuk membuat cuka kayu. Sudah hampir di 40 desa. Ini terus kita kembangkan dan ditargetkan 2017 mencapai 846 desa," tambah Rafles.

Rafles melanjutkan, selain melakukan patroli terpadu di darat, KLHK juga melakukan pemadaman-pemadaman titik panas melalui jalur udara dengan teknik bom air maupun hujan buatan. Hal itu dilakukan untuk mencegah membesarnya titik-titik panas yang berpotensi sulit untuk dipadamkan. Tahun 2016, 100 juta liter air telah digunakan untuk membuat bom air.

"Semakin besar titik panas maka semakin sulit untuk dipadamkan. Maka itu penting sekali jika menemukan titik panas agar bisa langsung segera dipadamkan," ujar Rafles. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya