Hangatnya Bulan Berkah di Kampung Keling

Yose Hendra/M-1
28/5/2017 05:51
Hangatnya Bulan Berkah di Kampung Keling
(Aktivitas di Masjid Muhammadan jelang Ramadan. Masjid yang terletak di Jalan Pasar Batipuh, Kota Tua Padang, ini didirikan komunitas keturunan India, tapi jemaahnya beragam etnis. -- MI/Yose Hendra)

TIANG-TIANG masjid dengan lingkaran berlapis-lapis di atasnya, serupa bangunan-bangunan di kawasan Nagor, India selatan, terus dipoles cat putih.

Dendang lagu-lagu bernuansa Islam berkumandang, semangat sambut Ramadan terasa betul di Masjid Muhammadan di Jalan Pasar Batipuh, Kampung Keling, Kota Padang, Sumatra Barat. Masjid ini menjadi jejak kedatangan pedagang Gujarat di Nusantara.

Namun, hari ini, masjid ini telah menjadi penanda berpadunya aneka kultur dalam naungan Islam, sekaligus interaksinya dengan agama dan budaya lain di Nusantara.

Masjid dua abad itu berada di tapal batas kampung keturunan Tamil, India, dengan wilayah pecinan. Aneka warna budaya juga terlihat di sana dengan adanya wihara dan lokasi kremasi di dekatnya.

Kamis (25/5), semangat Ramadan telah kentara di Muhammadan, wajah-wajah berparas India berkumpul bersama muka-muka asli Padang juga seorang suku Mentawai, Fajri Mathias Saleleu, 21, muazin masjid tersebut. “Biasanya ada juga orang Tionghoa yang rutin salat, tapi hari ini dia tidak datang,” kata Firdaus, pengurus masjid keturunan India ini.

Buat menjamin khusyuk jemaah, masjid dengan aneka warna jemaah ini telah menyusun daftar imam salat tarawih, serta khatib, pun jadwal ceramah, iktikaf, membaca kisah nabi setelah Isya, serta ceramah subuh.

Masjid ini memvalidasi kearifan lokal Nusantara terhadap perbedaan. Sajian takjil dan menu berbuka bersama, mulai gulai kam­bing, kue india, bakwan, onde-onde, serta lepat bugis, menjadi salah satu wujud harmoni, sebagian bahan bakunya berasal dari bantuan warga Tionghoa.

Semangat bulan suci yang penuh arti bagi kebangsaan, juga terjadi di Masjid Aljihad, Karawang, Jawa Barat ketika pawai obor dihelat. Tradisi sambut Ramadan itu bukan cuma milik umat muslim, melainkan juga Natala Sumedha, serta sedikitnya 600 warga Tionghoa dari berbagai agama yang ikut turun ke jalan memeriahkan keriaan itu. Sekurangnya 1.600 dus air minum dalam kemasan mereka bagikan. (Yose Hendra/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya