Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
FLU burung masih menjadi ancaman yang membahayakan di seluruh dunia. Virus avian influenza (AI) atau flu burung telah bermutasi menjadi semakin mematikan.
Di Tiongkok, sedikitnya 79 orang tewas pada Januari tahun ini akibat serangan virus H7N9, salah satu turunan virus flu burung. Ini merupakan jumlah korban terbesar sejak tipe baru virus flu burung itu pertama kali menjangkiti manusia pada 2013.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah memperingatkan negara-negara di sekitar negeri itu untuk memperketat pengawasan karena mereka sangat berisiko. FAO juga mengatakan virus ini bisa tersebar ke Eropa dan Amerika.
"Negara-negara yang berbatasan dengan Tiongkok harus meningkatkan pengawasan mereka untuk memastikan virus ini tidak menyebar," ungkap James J McGrane, FAO Representative di Indonesia saat meninjau pemeriksaan unggas bersama delegasi Misi AS di Roma, Italia di Pasar Unggas Terban Yogyakarta, Selasa (15/5).
Meski secara umum jumlah penyebaran virus flu burung di Indonesia menurun serta jumlah wabah dan kasus terhadap manusia di Indonesia berkurang, McGrane mengingatkan Indonesia tetap harus memperketat pemantauan virus itu. Pasalnya Indonesia bersama dengan Vietnam merupakan negara endemik virus influensa di Asia Tenggara.
Untuk mencegah penyebaran virus mematikan ini, FAO telah memantau sejumlah negara yang berdekatan dengan Tiongkok di antaranya Myanmar dan Indonesia. Langkah itu dilakukan bekerja sama dengan badan bantuan pemerintah Amerika Serika (USAid) dan pemerintah setempat.
Di Indonesia, FAO dan USAid telah memantau flu burung di Pasar Terban, Yogyakarta, sejak 2012. Berdasarkan pedoman FAO, keberhasilan program vaksinasi flu burung hanya bisa dilakukan setelah dilakukan pemantauan dan pengawasan untuk mengidentifikasi virus flu burung tipe baru.
“Kami mulai memproteksi satu strain baru pada 2012 melalui pemantauan pasar unggas hidup ini. Jadi akan lebih mudah untuk memantau strain baru,” papar McGrane.
Dia mengatakan strain baru itu harus ditangani dengan vaksin yang berbeda karena vaksin harus mampu menghentikan strain baru itu. “Jadi pembuat vaksin harus mengubah vaksin pada 2012,” kata McGrane.
Selain itu, FAO juga memberikan pelatihan sistem biosecurity kepada para peternak unggas di Indonesia. Bambang Sutrisno Setiawan peternak asal Salatiga yang telah memanfaatkan sistem biosecurity mengakui sistem ini telah berhasil mengurangi jumlah ayam yang sakit dan mati di ternaknya serta meningkatkan hasil produksi.
“Setelah menerapkan sistem biosecurity ini produksi menjadi stabil. Income (pendapatan) naik hingga 20%,” ungkap Ilung, panggilannya, yang sempat merugi hingga Rp2 miliar pada 2009 akibat serangan flu burung. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved