Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PERUBAHAN iklim global yang kerap disuarakan berbagai pihak bukanlah fiksi. Dampaknya telah terasa dan memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia di dunia.
Hal itu diungkapkan Head of Climate Science and Impacts Climate Analytics Potsdam Institute, Carl-Friedrich Schleussner, pada Summer School of Climate Change yang diadakan Ecologic Institute dan Germany Foreign Affairs, pekan lalu.
"Efeknya bisa menimbulkan konflik sesama manusia meskipun sebenarnya tidak ada hubungan langsung antara iklim dan konflik manusia. Namun, perubahan iklim membawa akibat berupa kelangkaan sumber daya, seperti air, misalnya, yang berpotensi menyulut konflik," jelasnya.
Akibat lain perubahan iklim ialah kerusakan lingkungan, harga makanan bisa menjadi tinggi, imigrasi, serta bencana alam.
Menurut data Bank Dunia 2014, sejak 1990 efek perubahan iklim semakin terasa.
Ada tiga efek yang ditimbulkannya, yaitu efek hidrologi, meteorologi, dan klimatologi.
"Secara hidrologi, perubahan iklim menyebabkan banjir dan tanah longsor. Lalu klimatologi menimbulkan kekeringan, suhu ekstrem di berbagai tempat, dan kebakaran hutan. Secara meteorologi, efek perubahan iklim menimbulkan badai," terang Schleussner.
Tercatat, secara global, jumlah kejadian yang menjadi efek perubahan iklim pada tiga kelompok tersebut meningkat drastis sejak 1990.
Sebelum 1990, jumlah bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi paling banyak sekitar 200 dalam setahun.
Namun, setelah 1990, jumlah itu meningkat, yang tertinggi ialah 400 kejadian.
Demikian juga pada kejadian akibat efek meteorologi.
Sebelum 1990, jumlah badai yang muncul dalam setahun ialah sekitar 100.
Namun setelah 1990, jumlahnya meningkat hampir dua kali lipat.
Sementara itu, efek klimatologi ialah 40-50 kejadian kekeringan, suhu ekstrem, dan kebakaran hutan.
Sesudah 1990, jumlah meningkat dengan angka tertinggi mencapai 100 kejadian dalam setahun.
Dampak ekonomi
Perubahan iklim juga berdampak pada sektor ekonomi.
Studi ekonomi yang dilakukan Schleussner menyebutkan terjadi perubahan nilai produk domestik bruto (PDB) akibat pemanasan global yang ditimbulkan perubahan iklim.
Studi itu menggunakan skenario kenaikan suhu lebih dari 4 derajat celsius hingga 2100.
Berdasarkan perhitungan itu, negara-negara di Eropa justru bakal mengalami peningkatan PDB akibat pemanasan global.
Sebaliknya, negara-negara Asia, Oseania, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika Utara akan mengalami penurunan PDB.
PBB, melalui Paris Agreement, menekankan untuk mencegah efek perubahan iklim, diperlukan usaha agar kenaikan suhu global tidak lebih dari 1,5 derajat celsius.
"Negara-negara seperti Indonesia, Filipina, Thailand, Kosta Rika, Ghana, dan Ekuador, akan diuntungkan di bidang perikanan jika target kenaikan suhu di bawah 1,5 derajat celsius dapat dicapai. Hal ini terjadi karena populasi ikan yang biasa ditangkap nelayan lokal akan terjaga,'' pungkasnya.
Indonesia juga melakukan upaya serius untuk menekan perubahan iklim.
Alasannya, sebagai negara kepulauan, Indonesia akan terkena dampak secara signifikan, seperti kenaikan permukaan laut, menurunnya populasi ikan, serta munculnya berbagai macam bencana. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved