Jalan Damai Kebangsaan Lintas Iman Bela Negara

RO-Micom
20/5/2017 13:16
Jalan Damai Kebangsaan Lintas Iman Bela Negara
(ANTARA/Rosa Panggabean)

KONDISI bangsa Indonesia yang tengah berada dalam ancaman perpecahan oleh kebencian dan permusuhan yang benuansa SARA harus segera diakhiri.

Karena itu sangat dibutuhkan inisiatif-inisiatif dari setiap anak bangsa untuk bergandengan tangan membangun dan merekatkan kembali ke-Indonesiaan yang majemuk yang terkoyak polarisasi Pilkada DKI yang oleh masyarakat internasional disebut sebagai kemenangan kelompok radikal.

Untuk itu 'Jalan Damai Kebangsaan Lintas Iman Bela Negara' diselenggarakan oleh FKUB DKI Jakarta, Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta, dan PGIW DKI Jakarta yang didukung oleh PBNU, PGI, KWI, PHDI, MATAKIN, WALUBI-NSI, JAI, ANBTI, ICRP, FMKI KAJ, Maarif Institute, SEJUK, Dokter Bhinneka Tunggal Ika, PIKI, Hikmahbudhi, PA GMNI, JKLPK, PGPI, PGLII, Lembaga Paskah Nasional, Indonesia Cerdas.

Juru Bicara 'Jalan Damai Kebangsaan Lintas Iman Bela Negara' Pdt. Sheppard Supit mengatakan, Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2017 menjadi momen penting bagi komunitas lintas-iman dan pemerintah bersama-sama mengingatkan dan mengajak seluruh elemen bangsa untuk bangun merajut persatuan dan perdamaian dalam semangat cinta tanah air Indonesia.

"Doa dan komitmen tersebut kami wujudkan melalui 'Jalan Damai Kebangsaan Lintas Iman Bela Negara.' Kegiatan ini secara simbolik dilakukan dengan jalan sehat dalam keberagaman yang mengambil rute dari Tugu Proklamasi menuju Megaria, RSCM, Salemba, Matraman Dalam dan kembali ke Tugu Proklamasi untuk menggelar pertunjukan budaya nusantara yang dikuatkan dengan doa dan orasi perdamaian tokoh lintas-iman," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/5).

'Jalan Damai Kebangsaan Lintas Iman Bela Negara' menyerukan kepada segenap unsur bangsa terutama untuk mempertahankan konsensus nasional bangsa Indonesia: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Hal ini sebagai pengingat bahwa cara-cara memecah belah bangsa dan merongrong kebersamaan dengan menggunakan isu SARA jauh dari spirit luhur para pendiri bangsa yang dengan mengorbankan jiwa raganya memerdekakan dan mempersatukan Indonesia," tambah juru bicara lainnya, Nia Sjarifudin.

Kedua, aksi bersama lintas-iman ini bentuk komitmen seluruh komunitas agama dan kepercayaan dalam mempertahankan kepemimpinan nasional yang sah dan konstitusional, menentang upaya-upaya “jalanan” yang tidak menempuh jalur demokrasi yang damai dan mengacu pada aturan tertinggi: Konstitusi Republik Indonesia.

"Ketiga, mengajak seluruh pihak untuk menghormati penegakan dan mekanisme hukum yang konstitusional sebagai langkah mengkonsolidasikan demokrasi yang bermartabat dan berkeadilan dalam semangat ke-Indonesiaan dan kemanusiaan," ungkap KH Taufik Damas. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya