Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menyediakan 10 ribu buku untuk daerah-daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).
Penyebaran buku diharapkan meningkatkan budaya baca buku pada masyarakat di daerah tersebut.
Upaya itu juga dilakukan untuk makin memperkenalkan budaya masyarakat Indonesia yang berbeda antara satu dan lainnya.
Sekaligus menumbuhkan toleransi di antara masyarakat.
"Kami akan menyediakan 10 ribu buku yang disebar di setiap provinsi daerah 3T," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, penyebaran buku juga merupakan salah satu cara untuk mempercepat program literasi nasional bagi warga Indonesia dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional 2017.
Ia menilai penyebaran buku sangat penting karena minat baca anak-anak saat ini masih rendah.
Bahkan, bila tidak segara dicarikan solusinya, tantangan di masa depan akan semakin berat.
Oleh karena itu, ujar Mendikbud, untuk mendorong minat baca anak-anak, pemerintah akan memperbanyak jumlah buku bacaan di sekolah-sekolah, yakni buku kategori mata pelajaran ataupun nonpelajaran.
"Nanti juga mungkin akan ada program afirmasi dari pemerintah terhadap buku-buku yang kurang laku di pasaran, tetapi memiliki peranan yang penting bagi bangsa," tutur Muhadjir.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri mengatakan rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia harus menjadi perhatian semua pihak.
Menurutnya, hasil survei menyebutkan peringkat membaca Indonesia berada pada posisi 64 dari 70 negara.
"Ini memprihatinkan. Berbagai elemen harus berupaya keras meningkatkan literasi masyarakat kita," katanya.
Penulis novel
Sementara itu, penulis novel The Rise of Majapahit, Setyo Wardoyo, berjumpa dengan para pelajar SMA Santa Laurensia, Serpong, Banten, kemarin.
Pada kesempatan itu, Setyo menyatakan kagum atas pemikiran kritis yang ditunjukkan pelajar saat ini.
Pasalnya, dalam acara bedah buku tersebut, kepada General Affair Manager Harian Media Indonesia yang akrab disapa Yoyok itu, para pelajar kelas X SMA Santa Laurensia tidak hanya melontarkan pertanyaan terkait dengan novel yang ditulisnya.
"Banyak yang bertanya dan me-ngaitkan dengan kondisi bangsa kita saat ini. Mereka khawatir kita tidak bisa lagi bangkit dan jaya seperti masa lalu," ucapnya.
Munculnya sikap kritis tersebut, katanya, antara lain karena keinginan para pelajar untuk membaca buku dan mencari literasi terkait dengan kondisi negara saat ini dan membandingkannya dengan negara lain.
Hal itu, lanjut dia, dapat berpengaruh positif terhadap perkembangan bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SMA Santa Laurensia Theja Kurniawan menyatakan ajang bedah buku tersebut merupakan salah satu cara sekolah itu dalam merayakan Hari Buku Nasional.
Menurutnya, ada satu buku yang dijadikan bahan bacaan dan diskusi dalam setiap tingkatan.
"Semua buku itu harus memiliki nilai-nilai luhur. Kalau di kelas X, bukunya The Rise of Majapahit. Buku berjudul Ronggeng Dukuh Paruk dan Bumi Manusia untuk kelas XI dan XII," ucap Theja.
Ia juga mengatakan, dengan adanya buku bacaan wajib, saat para murid berkumpul, mereka menjadi lebih banyak berdiskusi soal bacaan.
"Bahkan pada saat di kantin pun mereka mendiskusikan tentang bacaan mereka," ujarnya.
(Ric/Ant/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved