Perempuan Penggerak Ekonomi Digital

Retno Hemawati
12/5/2017 03:55
Perempuan Penggerak Ekonomi Digital
(DOK. BIG CIRCLE)

PROGRAM Big Circle yang tayang kali ketujuh pada Minggu (14/5) bakal menghadirkan dua narasumber menarik, yakni Iim Fahima Jachja dari Queenrides dan Zhafira Loebis dari Babyloania. Mereka merupakan dua perempuan yang sukses menguasai bisnis teknologi.

Dalam acara yang dipandu Andy F Noya dan Maria Harfanti, kali ini Big Circle juga menghadirkan mentor CEO & Founder Inkara Brand Consulting Danton Sihombing dan mentor tamu Head of Corporate Communication Google Indonesia Jason Tedjasukmana.

Yang pertama akan dibahas ialah Babyloania yang didirikan lulusan S-2 Corporate Law, Columbia University, New York, Zhafira Loebis, 30. Ia membuka sebuah usaha yang justru berangkat dari permasalahan.

Permasalahan umum yang dialami keluarga yang kedatangan anggota baru di rumah mereka, yakni bayi.

Awalnya Zhafira dan suami, Arlo Erdaka Temenggung, mengaku kesulitan menyediakan perlengkapan bayi saat anak mereka hadir.

Dia merasa perlengkapan bayi sangat mahal dan tidak efektif karena hanya dipakai sementara waktu.

Dia merasa masalah yang dialaminya juga dihadapi orangtua baru lainnya. Jalan keluarnya ialah dengan menyewa.

Sayangnya, waktu itu belum ada penyewaan dengan spesifikasi barang yang ia perlukan.

Kondisi itu lalu menjadi peluang bisnis bagi Zhafira dan suaminya.

Ia berpikir bagaimana mencari solusi bagi orangtua muda lainnya. Kemuudian mereka membuat website.

Media digital seperti laman daring dipilih karena lebih terorganisasi, tercatat dengan baik, serta dapat diakses banyak orang.

Ia kemudian terinspirasi untuk mendirikan Babyloania, jasa penyewaan perlengkapan bayi secara daring yang menyediakan perlengkapan bayi mulai tempat tidur (boks bayi), stroller, hingga mainan.

Kehadiran Babyloania memberikan alternatif solusi bagi para orangtua yang memiliki pertimbangan finansial tertentu untuk memenuhi kebutuhan sang buah hati.

Solusi itu mendapatkan respons sangat baik. Selain itu, media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Pinterest juga efektif sebagai media promosi.

Melihat respons yang baik itu, Zhafira dan suami kemudian memutuskan berhenti dari pekerjaan masing-masing dan menekuni bisnis bersama-sama secara penuh waktu.

Buku impor

Setahun setelah memulai usaha pada 2014, Babyloania kemudian berupaya menyewakan buku impor dengan harga yang bersahabat.

Hal itu bertujuan agar menimbulkan minat baca pada anak sejak usia dini.

Satu paket berisi 10 buku disewakan dengan harga Rp100 ribu per bulan.

Paket buku yang ditawarkan diklasifikasikan berdasarkan tema dan usia.

Selain menyewakan perlengkapan bayi dan buku, saat ini Babyloania membuka jasa titip sewa bagi yang ingin menyewakan perlengkapan bayi melalui Babyloania. Semula perlengkapan bayi yang disewakan semuanya dimiliki Zhafira.

Tentu saja hal ini membuka peluang penghasilan tambahan bagi pelanggan. Tidak dikenai biaya untuk menitipkan barang kecuali bagi hasil. Pemilik atau penitip sewa mendapatkan 55%, sedangkan Babyloania mendapatkan 45% dari harga sewa barang.

Selain berambisi menjadi global player, Zhafira melalui Babyloania ingin lebih banyak memberikan informasi dan menyewakan barang-barang yang edukatif dan mendukung tumbuh kembang serta pendidikan anak.

(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya