Harmoni Musik di Halte Harmoni

Suryani Wandari/M-1
07/5/2017 09:16
Harmoni Musik di Halte Harmoni
(Grafis/Duta)

DI tengah hiruk-pikuk Kota Jakarta, semua orang sepertinya sibuk dengan kegiatan. Mereka berjalan ke berbagai arah, kadang langkah kaki mereka dipercepat agar tidak tertinggal bus yang akan ditumpangi. Suara mesin dan klakson kendaraan pun mendominasi pendengaran. Namun, kesibukan di Halte Trans-Jakarta Harmoni, Jakarta Pusat Sabtu (22/4) itu, terasa lebih santai dengan alunan musik yang menenangkan. Bukan dari rekaman CD, melainkan live music. Yeayy asyik!

Untuk memberikan kenyamanan dan menghibur para pengguna, PT Trans Jakarta hari itu menyuguhkan penampilan istimewa bertajuk Trans Jakarta Symphony. "Kami melakukan ini setiap bulan. Ini penampilan keempat dalam rangka Hari Kartini," kata Direktur Utama Pelayanan dan Pengembangan Bisnis PT Transportasi Jakarta, Kak Welfizon Yuza.

Kak Welfizon mengungkapkan acara ini bertujuan memosisikan halte bukan hanya untuk transit perjalanan, melainkan hiburan dan media kreativitas anak muda. "Hal yang paling utama memang kami ingin memberikan ruang atau wadah untuk anak muda terutama Sekolah Dasar dan SMP untuk berani menampilkan kreativitas," lanjut Welfizon.

Lagu daerah
Sebelum suguhan istimewa kepada para penumpang diberikan, Medi menyaksikan beberapa pemusik dari Trust (Trinity Youth Symphony Orchestra) dan Andante Academy of Arts itu berlatih. Mereka mempersiapkan alat dan menguji kekompakan dengan teman.

Saat tampil, para pemain musik ini bukan hanya bermain alat musik dawai yang digesek, seperti biola dan selo (ukurannya lebih besar daripada biola), tetapi ada pula klarinet dan saksofon. Ya, mereka menampilkan musik orkestra!

Dalam penampilan, mereka memainkan 15 lagu daerah termasuk, Ibu Kita Kartini, Ambon Manise dari Maluku, dan Gelang Sipaku Gelang dari Sumatra Barat. "Ini menjadi pengalaman baru bagi anak-anak. Mereka sangat antusias untuk ikut tampil disini," kata kak Nathania Karina, pelatih Trust.

Kak Nathania pun mengaku anak-anak hanya butuh waktu tiga minggu untuk latihan. "Aku sangat senang ketika dapat kabar akan main di halte Trans Jakarta karena aku suka pakai transportasi bus ini," kata Erlangga Noor Rizqi, kelas 5 SDN Keramat Pela yang hari itu memainkan alat musik klarinet.

Harus fokus
Tangannya memainkan alat musik dengan lembut. Sorot matanya pun mengacu ke partitur atau not balok yang ada di hadapannya. Kadang bibirnya tersenyum kecil ke hadapan penonton. Ya, mereka memang harus berkonsentrasi dalam memainkan musik, apalagi pemain orkestra ini bermain secara tim. Nada yang mereka hasilkan saling melengkapi.

Tak hanya itu, faktor penonton pun bisa saja menjadi tantangan lo. Apalagi jika penontonnya tak hanya diam, tapi berlalu lalang di hadapan mereka. "Kami harus fokus memainkannya, meleng sedikit bisa salah not," kata Calista, kelas 4, SD Santo Vincentius. Ya, perasaan gugup nyatanya masih bisa mereka kendalikan dengan cara menikmati permainan musik.

Suara merdu dari beberapa alat musik rupanya mengajak pengunjung mengusir rasa bosan, lalu menggantinya dengan semangat. Seperti ibu Ceisania, penumpang berusia 53 tahun itu ikut menyumbang suara. Tiga lagu, termasuk Satu Nusa Satu Bangsa, dinyanyikannya dengan diiringi para pemain.

Penampilan musik ini bisa kamu nikmati setiap bulan pada setiap Sabtu pekan ke-3 atau ke-4. "Rencananya kami juga menambah penampilan di beberapa halte lainnya," kata Kak Welfizon yang juga mengajak komunitas atau sekolah musik lainnya untuk bergabung. Yuk nonton!



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya