IndoHCF Innovation Award, 50 Peserta Terbaik Diumumkan

02/5/2017 22:39
IndoHCF Innovation Award, 50 Peserta Terbaik Diumumkan
(Ist)

SEBANYAK 194 peserta dari lembaga, pemerintah daerah, hingga individu mendaftar untuk ikut serta dalam ajang penghargaan IndoHCF Innovation Award 2017. Namun, 4 peserta undur diri, dan 23 lainnya gugur, sehingga tersisa 167 peserta yang lolos seleksi tim juri di tahap pertama, yang kemudian disaring lagi menjadi 50 peserta terbaik.

Indonesia HealthCare Forum (IndoHCF) Innovation Award merupakan penghargaan kepada instansi dan individu atau kelompok perorangan yang telah berhasil menjalankan program peningkatan pelayanan kesehatan khususnya Inovasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Pra-RS, Inovasi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Inovasi Alat Kesehatan, Inovasi E-Health, dan Inovasi Seni Kreasi Promosi Kesehatan.

Dr dr Supriyantoro SpP, MARS, Ketua IndoHCF Innovation Award, saat pengumuman finalis di Jakarta, Selasa (2/5), menjelaskan, animo peserta sangat tinggi dan untuk penyelenggaraan anugerah yang pertama ini cukup merata dari berbagai daerah. Bahkan, lanjut dia, ada beberapa peserta yang tidak sempat terdaftar karena waktu yang tidak memungkinkan.

"Ini award pertama, minat pesertanya cukup tinggi. Sebelum ajang IndoHCF, inovator lokal langsung mengikuti ajang lomba di level internasional. Di sana mereka berhadapan dengan produk yang lebih tinggi kualitasnya. Jadi kita coba untuk mengangkat ke permukaan inovator lokal sehingga bisa dimanfaatkan secara lokal juga. Apalagi harganya terjangkau," kata Supriyantoro melalui keterangan tertulis kepada media.

Dari seleksi tahap pertama yang meloloskan 167 peserta, tim juri IndoHCF Innovation Award langsung menyeleksi 10 peserta terbaik dari lima kategori yang dilombakan dan akan dibukukan sebagai 50 karya terbaik di ajang IndoHCF Innovation Award 2017. Sementara lima terbaik dari 4 kategori, selain promosi kesehatan, akan melakukan presentasi, pameran, dan wawancara pada 22-23 Mei, untuk ditentukan pemenang tiap kategori.

Sedangkan kategori promosi kesehatan langsung ditentukan tiga pemenang pada malam final oleh 5 orang juri. Di kesempatan yang sama, anggota tim juri dari Ikatan Konsultan Kesehatan Indonesia (Ikkesindo), Prof dr Alex Papilaya, mengatakan, hampir semua inisiatif dari para inovator muncul karena galau dengan sistem kesehatan yang ada saat ini. "Tidak berjalan baik. Makanya mereka membuat terobosan," ujarnya. Dalam penilaian juri, lanjut Alex, ada sejumlah kriteria. Misalnya soal orisinalitas, bentuk produk, potensi manfaat produk, penerimaan masyarakat, dan lainnya.

"Intinya kalau hanya paper saja, itu bukan inovasi. Jadi ada paper, ada alatnya, sudah digunakan, dan diterima banyak kalangan tentu akan meraih nilai tertinggi," imbuhnya Sementara Dr Daryo Soemitro SpBS, anggota tim juri lainnya, mengatakan bahwa kriteria pemenang juga dilihat dari efektivitas dan harga produk. "Contohnya ada alat kesehatan untuk mendeteksi penyakit jantung, portable. Harga hanya Rp850 ribuan," pungkas Daryo. (RO/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya