Menag Tutup Kongres Ulama Perempuan Indonesia 2017

RO-Micom
27/4/2017 18:45
Menag Tutup Kongres Ulama Perempuan Indonesia 2017
(Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. ANTARA FOTO/Saiful Bahri)

MENTERI Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menurut Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) 2017 yang berlangsung di Pesantren Pondok Jambu Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, 26-17 April 2017.

Dalam sambutannya, Menag Lukman merasa kongres ini luar biasa tidak hanya subsatansi yang dikaji, tetapi juga prosesnya.

"Karena ini sepenuhnya merupakan inisiatif masyarakat dari kaum perempuan. Lalu mereka berupaya untuk membuat satu kongres (ulama perempuan) pertama di dunia, di Cirebon ini," kata Lukman dalam keterangan resmi, Kamis (27/4).

Menurut Menang, dari kongres ini ia mencatat 3 hal makna strategisnya. Pertama, kongres ini berhasil memperjuangkan keadilan dalam relasi laki-laki dan perempuan, karena akan memiliki tingkat urgensi yang cukup tinggi. Seringkali ayat-ayat suci, karena pemahaman yang terbatas, langsung maupun tidak langsung mempengaharuhi aspek (keadilan gender) ini.

"Kedua, kongres ini mampu melakukan tidak hanya pengakuan tetapi juga revitalisasi peran ulama perempuan," tuturnya.

Ketiga, lanjut Lukman, kongres berhasil meneguhkan dan menegaskan bahwa moderasi Islam harus senantiasa dikedepankan. Islam yang tidak menyudutkan posisi perempuan.

"Dan, sekali lagi, isu ini kini semakin relevan, sehingga (KUPI) berdampak pada kemaslahatan bersama untuk peradaban dunia, di mana Islam dapat memberikan kontribusi bagi peradapaba dunia," tambahnya.

Menag Lukman pun memberikan respons mengenai rekomendasi KUPI mengenai regulasi UU Perkawinan. Judicial Review tentang batasan usia menikah dari 16 tahun menjadi 18 ditolak karena menurut para hakim ini adalah kewenangan legislatif. Mereka (para hakim) khawatir ketika ada kebutuhan meningkatkan usia, karena sudah masuk judicial review maka tidak bisa dinaikkan lagi.

"Karena pemerintah juga punya hak untuk melakukan review, saya akan coba bawa rekomendasi kongres ini (kepada pemerintah). Diharapkan kongres ini bisa merumuskan rekomendasinya menjadi lebih teknis," tuturnya.

Terkait rekomendasi Ma'had Ali untuk perempuan kami membuka diri. Menurut Menag saat ini sudah ada 13 ma'had ali.

"Kami akan mempersiapakan kurikulum dan segala sesuatu yang terkait ma'had ali untuk memperbanyak ulama perempuan," pungkasnya.

KUPI 2017 adalah kongres pertama yang dihadiri lebih dari seribu orang yang tidak hanya dari Indonesia saja, tetapi juga 15 negara lainnya.

Ulama perempuan dunia yang hadir dalam kongres yang digelar 25-27 April 2017 ini di antaranya: Pakistan Mossarat Qadeem (Pakistan), Zainah Anwar (Malaysia), Hatoon Al-Fasi (Saudi Arabia), Sureya Roble-Hersi (Kenya), Fatima Akilu (Nigeria), dan Roya Rahmani (the Ambassador of Afghanistan in Indonesia). (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya