Perempuan sebagai Agen Perubahan di tengah Radikalisme dan Konflik

RO-Micom
25/4/2017 17:35
Perempuan sebagai Agen Perubahan di tengah Radikalisme dan Konflik
(Ulama wanita asal Arab Saudi Hatoon Al Fassi (kanan) memberikan materi dalam International Seminar on Women Ulama di Kampus IAIN Syekh Nurjati, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (25/4). (ANTARA/Dedhez Anggara))

PERAN perempuan di Pakistan saat ini sangat berat karena mereka tercerabut dari akarnya. Mereka yang seharusnya bisa mengembangkan keluarganya, kini mereka harus merawat para korban perang.

Menurut ulama perempuan Pakistan, Mossarat Qadeem, mereka seringkali juga mendapatkan perlakukan yg tidak menyenangkan, menjadi korban bom bunuh diri. Dalam situasi dan kondisi seperti ini mereka menjadi bingung. Lantas kebanyakan dari mereka bertanya kepada maulananya tetapi tidak jarang maulananya justru menginfiltrasi mereka dengan paham-paham radikal.

"Maka dari itu, ibu-ibu kami minta menjadi agen perubahan yang positif sehingga anak-anak tidak terlibat dalam radikalisme. Karena itu kami seringkali mendukung kegiatan dan ketika terjadi insiden, kami juga harus bersatu," katanya dalam Seminar Internasional Ulama Perempuan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat, Selasa (25/4).

Ia memaparkan, institusi tempat dia bernaung membangun pandangan yang melawan bias dari masyarakat. Di antaranya para ulama perempuan, institusi juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kapasitas dari guru agar bisa membangun toleransi.

"Kami melakukan kegiatan kreatif sehingga mereka bisa belajar dan diakui. Tetapi pekerjaan kami mengandung risiko karena kami ingin mengubah mindset di masyarakat," tuturnya.

Seminar Internasional Ulama Perempuan digelar di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat, Selasa (25/4). Acara ini merupakan rangkaian dari Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) 25 - 27 April 2017 di Pesantren Kebon Jambu, Babakan, Cirebon, Jawa Barat.

Adapun narasumber seminar ini selain dari ulama perempuan Indonesia, juga terlibat ulama perempuan dari Pakistan Mossarat Qadeem (Pakistan), Zainah Anwar (Malaysia), Hatoon Al-Fasi (Saudi Arabia), Sureya Roble-Hersi (Kenya), Fatima Akilu (Nigeria), dan Roya Rahmani (the Ambassador of Afghanistan in Indonesia). (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya