Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DI tengah keheningan malam 27 Rajab tahun ke-10 dari kenabian, bertepatan dengan 621 M, ada seorang hamba tidak bisa menikmati tidur malamnya lantaran dilanda kesedihan mendalam. Ia baru saja secara beruntun ditinggal pamannya, Abu Thalib, dan istri tercinta, Khadijah.
Saat semua orang tenggelam di peraduannya, Nabi Muhammad SAW didatangi malaikat Jibril lalu diajak ke sumur Zamzam. Di situ ia disucikan kemudian bersamanya melakukan spiritual journey, isra mikraj, dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha, kemudian ke Baital Maqdis.
Peristiwa itu diabadikan dengan sebuah nama surah dalam Quran, yaitu Surah Al-Isra: ”Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS Al-Isra/17:1).
Surah Al-Isra sering disebut ‘surah tiga serangkai’, yaitu Surah Al-Nahl, Surah Al-Isra, dan Surah Al-Kahfi. Surah pertama banyak diuraikan masalah sains, seperti kimia, biologi, dan fisika, yang cukup menantang akal dan logika, termasuk mengungkapkan kekhususan lebah madu (al-nahl) yang kemudian menjadi nama surah ini.
Disertasi Profesor Andi Mappatoba dari Universitas Hasanuddin Makassar mengkaji begitu banyak kelebihan lebah madu untuk kesehatan dan daya tahan tubuh manusia. Bukan hanya madunya, sarang lebah dan sengatan lebah juga memiliki efek penyembuhan.
Surah kedua, Al-Isra, diungkapkan sejumlah ayat yang bisa dikaji secara akal dan sebagian lainnya harus dengan keyakinan.
Surah ketiga, yakni Surah Al-Kahfi, banyak diungkapkan hal-hal yang tidak bisa dicerna akal. Di antaranya dikisahkan ada hamba Tuhan yang tertidur (fana) selama 309 tahun (QS Al-Kahfi/18:25).
Di dalamnya juga dikisahkan pertemuan dua tokoh yang memiliki perspektif berbeda, yakni Nabi Musa yang saat itu masih cenderung menggunakan epistemologi keilmuan logika (knowledge by intellect) dan Khidhir yang cenderung menggunakan epistemologi keilmuan spiritual (knowledge by present).
Rangkaian surah tiga serangkai itu mengisyaratkan kepada kita bahwa akumulasi ilmu pengetahuan tidak pernah final.
Sehebat apa pun sebuah produk rasional tidak pernah terbebas dari kepentingan dan suasana subjektif. Itulah sebabnya kosmologi Islam tidak pernah berhenti di level manusia, tetapi semuanya terpulang kepada Yang Mahatahu.
ALLAH SWT mengingatkan, jika akalnya mentok, bertanyalah kepada ahli zikir (QS Al-Anbiya/21:7). Urutan penempatan surah-surah itu mengisyaratkan adanya sistematisasi di dalam Quran.
Untuk memahami kedalaman makna Surah Al-Isra sebaiknya kita memahami Surah Al-Nahl. Untuk mendalami Surah Al-Kahfi sebaiknya terlebih dahulu kita memahami Surah Al-Isra.
Pertanyaan yang mengusik di dalam ayat tersebut, mengapa Allah SWT memperjalankan hambanya di malam hari (lailan), bukan di siang hari (naharan).
Dalam bahasa Arab kata lailah mempunyai beberapa makna. Ada makna literal berarti malam, lawan dari siang. Ada makna alegoris seperti gelap atau kegelapan, kesunyian, keheningan, dan kesyahduan; ada makna anagogis (spiritual) seperti kekhusyukan (khusyu), kepasrahan (tawakkal), kedekatan (taqarrub) kepada Illahi.
Dalam syair-syair klasik Arab, ungkapan lailah lebih banyak digunakan makna alegoris (majaz). Seperti ungkapan syair seorang pengantin baru: ‘Ya lalila thul, ya shubh qif (wahai malam bertambah panjanglah, wahai subuh berhentilah)’.
Kata lailah di dalam bait itu berarti kesyahduan, keindahan, kenikmatan, kehangatan, ketenangan, kerinduan, keakraban, sebagaimana dirasakan para pengantin baru, yang menyesali pendeknya malam.
Keutamaan malam hari
Kata lailah mengisyaratkan malam sebagai rahasia untuk mencapai ketinggian dan martabat utama di sisi Allah SWT. Seolah-olah jarak spiritual antara hamba dan Tuhan lebih pendek di malam hari.
Hampir semua prestasi puncak spiritual terjadi di malam hari. Ayat pertama (QS Al-’Alaq/96:1-5) diturunkan di malam hari, ayat-ayat tersebut sekaligus menandai pelantikan Muhammad SAW sebagai nabi di malam hari. Tidak lama kemudian turun ayat dalam Surah Al-Muddatstsir yang menandai pelantikan Nabi Muhammad sekaligus sebagai rasul menurut kalangan ulama ‘Ulumul Qur’an.
Peristiwa Isra dan Mikraj, ketika seorang hamba mencapai puncak maksimum (sudrah al-muntaha) juga terjadi di malam hari. Yang tidak kalah pentingnya ialah lailah al-qadr khair min alf syahr (malam lailatulkadar lebih mulia daripada ribuan bulan), bukannya siang hari Ramadan (nahar al-qadr).
Malam hari memang menampilkan kegelapan, tetapi bukankah kegelapan malam itu menjanjikan keheningan, kesenduan, kepasrahan, kesyahduan, kerinduan, kepasrahan, ketenangan, dan kekhusyukan?
Suasana batin seperti ini amat sulit diwujudkan di siang hari. Seolah-olah yang lebih aktif di siang hari ialah unsur rasionalitas dan maskulinitas kita sebagai manusia. Sebaliknya, di malam hari yang lebih aktif ialah unsur emosional-spiritual dan femininitas kita dan ini mendukung kapasitas kita sebagai hamba (’abid). Dua kapasitas manusia itu menjadi penentu keberhasilan hidup seseorang.
Keutamaan di malam hari juga banyak sekali membuat anak manusia menjadi lebih sadar atau lebih insaf dari perbuatan masa lalu yang kelam dan hitam. Malam hari banyak menumpahkan air mata tobat para hamba yang menyadari akan kesalahan mereka. Malam hari paling tepat untuk dijadikan momentum untuk sebuah cita-cita luhur.
Mungkin ini salah satu keistimewaan pondok pesantren yang memanfaatkan malam hari untuk memperbaiki akhlak dan budi pekerti santri. Sementara itu, sekolah umum jarang sekali memanfaatkan secara terstruktur malam hari untuk pembinaan budi pekerti. Padahal, Tuhan sudah mengisyaratkan bahwa pada umumnya salat itu di tempatkan di malam hari.
Hanya salat Zuhur dan Asar di siang hari, selebihnya di malam hari seperti salat Magrib, Isya, Tahajud, Witir, Tarawih, Subuh. Ini isyarat bahwa pendekatan pribadi secara khusus kepada Tuhan lebih utama di malam hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved