Persatuan Dijalin dengan Kesetiakawanan Sosial

Indriyani Astuti
17/4/2017 10:06
Persatuan Dijalin dengan Kesetiakawanan Sosial
(ANTARA/MOHAMAD HAMZAH)

BHINNEKA Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Belakangan ini kebinekaan digaungkan dalam upaya merekatkan persatuan dan kesatuan.

Namun, untuk menjalin hal itu, diperlukan nilai-nilai kesetiakawanan sosial. Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, kesetiakawanan sosial merupakan salah satu nilai-nilai dasar pembentuk Indonesia yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Akhir-akhir ini media lebih sering membahas mengenai kebinekaan. Bicara kebinekaan maka harus satu paket, yakni tunggal ika, dan tunggal ika atau kesatuan harus diikat dengan Pancasila. Nilai-nilai kesetiawakanan sosial menjadi penting untuk sekaligus diinternalisasikan," tuturnya ketika memberi sambutan pada Peringatan HUT Ke-42 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Pendopo Agung Sasono Utomo, TMII, Jakarta, kemarin (Minggu, 16/4).

Menurut Mensos, kesetiaka-wanan sosial penting untuk diingatkan kembali. Dikatakannya, pada masa perjuangan kemerdekaan, Indonesia belum mempunyai tentara ataupun alutsista yang memadai.

Namun, dengan didasari perasaan yang sama, yaitu ketertindasan dan eksploitasi penjajahan, keinginan untuk merebut kemerdekaan dibangun di antara para pejuang.

"Pada masa penjajahan, terdapat karakter yang kuat dilandasi nilai kesetiakawanan sosial dan pengorbanan yang mengandung nilai kepahlawanan," imbuh Mensos.

Dari sana, disepakatilah ko-mitmen dan konsensus nasional untuk membentuk suatu bangsa. Menurutnya, konsensus dasar dari bangsa Indonesia ialah UUD 1945 dan Pancasila yang menjadi landasan nilai-nilai berbangsa.

"Ada satu tujuan bangsa yang telah dirumuskan dalam konsesi kita, yaitu Indonesia merdeka yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Kita hanya mampu mencapai tujuan tersebut apabila dilakukan bersama-sama," terang Mensos. "Bersama-sama, ini yang menjadi catatan kita. Di situlah kesetiakawanan sosial diwujudkan secara nasional."

Perwujudan keberagaman
Salah satu wahana bagi masyarakat untuk melihat keberagaman budaya di Indonesia ialah TMII. Perwujudan keberagaman itu ditampilkan dalam miniatur Nusantara. HUT ke-42 TMII mengusung tema Perwujudan keberagaman budaya sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

Direktur Utama TMII Bambang Sutanto menyebutkan tujuan didirikannya TMII ialah melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa sekaligus wisata berbasis budaya dan sarana pendidikan bagi masyarakat untuk mempertebal rasa cinta Tanah Air.

Dia menuturkan keberadaan TMII sangat bermanfaat bagi Indonesia. Kementerian Pariwisata telah menetapkan TMII menjadi objek vital nasional dalam bidang kebudayaan dan pariwisata.

Kementerian Agama telah menetapkan TMII sebagai wahana toleransi dan keberagaman, sementara Kementerian Dalam Negeri menetapkan TMII sebagai wahana perekat bangsa. "Kementerian Sosial menetapkan TMII sebagai wahana pembentukan jiwa dan sikap kesetiakawanan sosial," tutur Bambang.

Sama seperti tahun sebelumnya, perayaan tahun ini dikemas dalam beragam kegiatan antara lain Solo Batik Karnival, Pesta Budaya Nusantara, Pawai Budaya, Pameran Batik dan Kuliner. Acara berlangsung pada 16-22 April.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya