Presiden Cerita Kekaguman Raja Salman dan Ashraf soal Kerukunan di Indonesia

Achmad Zulfikar Fazli/MTVN
13/4/2017 16:15
Presiden Cerita Kekaguman Raja Salman dan Ashraf soal Kerukunan di Indonesia
(ANTARA)

PRESIDEN Joko Widodo menghadiri acara Haul Al-Marhumin Sesepuh dan Warga di Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat. Dalam acara tersebut, Presiden menceritakan kekaguman Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz, dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani soal kerukunan antarwarga di Indonesia.

Presiden yang menerima kunjungan kenegaraan Raja Salman pada Maret 2017, sempat menyampaikan bahwa Indonesia memiliki 714 suku. Suku-suku itu tersebar di 17 ribu pulau, 516 kabupaten/kota dan 34 provinsi. Menurut dia, Raja Salman saat itu tercengang mendengar angka tersebut.

"Betapa sangat besarnya negara kita. Saya sampaikan kepada beliau, beliau sangat kaget," kata Presiden dalam sambutannya di Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (13/3), seperti dilansir keterangan resmi.

Kekagetan itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, Indonesia mampu menjaga kerharmonisan di tengah keberagaman yang ada. Ia menilai kekuatan itu yang dikagumi Raja Salman.

"Kita memiliki 714 suku tapi tetap rukun di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itu yang membuat beliau kagum. Secara garis besar, negara kita tetap bersatu, semua hidup rukun dalam kehidupan sehari-hari kita," ujar dia.

Kekaguman serupa ditunjukam Ashraf saat berkunjung ke Tanah Air, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, Ashraf bercerita dalam 20 tahun belakangan, Afganistan dilanda konflik karena pertikaian sekitar 40 kelompok.

"Beliau juga sama. Kagum, memberikan penghargaan. Meskipun kita beragam tetapi alhamdulillah kita tetap dikaruniai oleh Allah sebuah persatuan dan kesatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Presiden.

Bahkan, kata dia, Ashraf secara khusus menyampaikan sesungguhnya Indonesia adalah negeri yang dianugerahi Allah sebuah keberagaman. Namun, perbedaan itu justru menjadikan Indonesia semakin kuat.

Kata dia, warga tetap saling menghargai, saling menghormati antar etnis, suku, dan agama.

"Inilah kesan yang saya dapatkan setelah bertemu dengan Raja Salman dan Presiden Afghanistan. Artinya, kita ini sangat diapresiasi oleh negara-negara lain," kata Presiden.

Karena itu, Kepala Negara mengajak para ulama dan umara untuk berjalan beriringan bersama dengan pemerintah, juga rakyat. Ia percaya dengan seluruh komponen bangsa yang saling bersatu, Indonesia akan menjadi makmur dan sejahtera.

"Saya mengajak para ulama dan umara untuk saling beriringan. Insya Allah negara kita akan menuju negara yang makmur, negara yang sejahtera, dan itu memang harus didukung oleh seluruh komponen bangsa," ucap dia.

Di tengah sambutannya, Presiden mencoba mencairkan suasana dengan membagikan sejumlah sepeda kepada para santri yang hadir. Ahmad Faiz, salah satu santri yang beruntung membawa pulang sebuah sepeda.

Bukan cuma-cuma, Faiz harus memperagakan gerakan silat di hadapan Presiden untuk bisa menggondol hadiah sepeda.

Selain Faiz, sejumlah santri lainnya juga sempat diminta maju ke hadapan Presiden. Seperti biasa, beberapa di antaranya berhasil membawa pulang hadiah Presiden setelah berhasil menjawab pertanyaan seputar wawasan Nusantara dan juga Pancasila.

Setelah acara tersebut, Presiden bersilaturahmi dengan sekitar 20 kyai sesepuh pimpinan pondok pesantren. Pertemuan tersebut digelar di kediaman pimpinan Pondok Buntet Pesantren, K.H. Adib Rofi'udin.

Sebelum meninggalkan kawasan Pondok Buntet Pesantren, Presiden meletakkan batu pertama Pembangunan GOR Mbah Muqoyyim dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pondok Buntet Pesantren.

Dalam kunjungan kerja ini, Presiden turut didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Agama Lukman Hakim Sjaifuddin, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya