46 Laporan Warnai UN SMA

Syarief Oebaidillah
11/4/2017 06:43
46 Laporan Warnai UN SMA
(Seorang siswa tengah berdoa saat mengerjakan soal-soal mata pelajaran bahasa Indonesia dalam ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di SMAN 1 Jakarta, Senin (10/4). -- MI/Arya Manggala)

MEMASUKI hari pertama ujian nasional (UN) tingkat SMA sederajat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerima 46 laporan dari masyarakat. Kebanyakan laporan seputar penyelenggaraan UN berbasis komputer (UNBK), termasuk adanya dugaan kebo­coran soal.

“Kami akan menindaklanjuti laporan masyarakat tersebut, dan pemerintah sudah menyiapkan lima posko laporan atau pengaduan tentang UN,” kata Inspektorat Jenderal Kemendikbud Daryanto pada konferensi pers tentang UN di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin. Turut hadir Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud Ari Santoso dan Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kiki Yuliati.

Menurut Daryanto, kelima posko yang disiapkan meliputi posko BSNP, Inspektorat Jenderal Kemendikbud, Pusat Pendidikan (Puspendik), Balitbang, dan BKLM.

Daryanto menambahkan, dari 46 laporan terdapat 17 laporan berbentuk aduan, di antaranya 8 aduan kebocoran soal UNBK. Empat laporan dugaan kebocoran berasal dari Sumatra dan empat aduan lain dari Jawa.

“Ini isu yang harus segera dipastikan kebenarannya. Meskipun itu hanya isu, cukup mengganggu. Kalau dari sisi keamanan, hampir tidak mungkin ada kebocoran soal UNBK karena naskah soal hanya bisa dibuka dan diunduh 30 menit sebelum ujian. Sementara itu laporan kebocoran soal dan kunci jawaban ini sudah masuk sejak H-1 ujian,” tukas Daryanto.

Ia menyatakan secara umum penyelenggaraan UN lancar. Berdasarkan data Kemendikbud, sebanyak 1.812.175 pelajar dari 20.557 SMA dan madrasah aliah (MA) mengikuti UN 2017.

Dari jumlah itu, 1.144.411 pelajar dari 9.650 SMA mengikuti UNBK. Sisanya yakni 667.764 dari 10.907 SMA mengikuti UN kertas dan pensil (UNKP). Dijadwalkan, UN SMA sederajat berlangsung sampai 13 April 2017.
Sekretaris BSNP Kiki Yuliati menilai pelaksanaan UN tahun ini, khususnya UNKP, lebih berat karena sejumlah daerah melaporkan permasalahan administrasi pengindukan penyelenggaraan UN.

Hal itu disebabkan dampak pengalihan kewenangan pendidikan menengah SMA dan SMK dari kabupaten dan kota ke tingkat provinsi. “Diperlukan koordinasi dan sinergi kedua pemerintahan daerah ini agar tidak terjadi ego sektoral dalam peng­aturan titik kumpul distribusi soal UNKP,” tukas Kiki.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemendikbud, Nizam, berharap pelaksanaan UNBK untuk tingkat SMA berjalan lancar karena soal-soal untuk SMA lebih sederhana dan tidak menggunakan video animasi sehingga bisa diakses berbagai komputer dengan ragam spesifikasi berbeda.
Nizam mengaku bersyukur karena laporan kecurangan jauh lebih kecil daripada tahun lalu. “Mendikbud sudah menyampaikan bahwa guru yang terlibat kecurang­an akan diberi sanksi keras, mulai penghentian tunjangan profesi, pencabutan sertifikat, sampai pemecatan,” cetus dia di Jakarta, kemarin.

Pada UN 2017 ada empat mata pelajaran yang diujikan, yaitu matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan satu mata pelajaran pilihan sesuai jurusan. Siswa dibebaskan memilih satu di antara tiga mata pelajaran dalam jurusannya.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, ada enam mata pelajaran yang diujikan, yaitu matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan tiga mata pelajaran sesuai jurusan. (Tim Media/Mtvn/Ant/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya