Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KESALAHAN pola makan menyebabkan gangguan pada pencernaan. Tidak hanya dalam pemilihan lauk, pola makan termasuk waktu dan hal-hal yang boleh dan tidak dilakukan setelahnya.
"Banyak yang setelah makan langsung tidur. Padahal, itu bisa memicu masalah pencernaan," ujar dokter spesialis bedah digestif Heber Bombang Sapan dalam seminar awam berjudul Waspada Penyakit Saluran Cerna akibat Pola Makan yang Salah, di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, kemarin.
Seusai makan, jelasnya, minimal 2 jam setelahnya baru boleh tidur. Saat tertidur, tubuh tidak akan melakukan pencernaan. Akibatnya, hal itu menghambat jalan makanan menuju usus dan dapat memicu gangguan. "Bila sudah sangat lelah dan mengantuk, boleh tidur dengan miring 45 derajat, ditopang tangan kiri di bawahnya. Itu posisi tidur yang baik," sarannya.
Selain itu, untuk mencegah terjadinya gangguan pencernaan, jangan makan di atas pukul 21.00. Lambung membutuhkan waktu pengosongan sekitar 8 jam. Selain itu, jam untuk makan harus dilakukan dengan waktu dan jarak yang tepat atau tidak terlalu jauh hingga menimbulkan rasa lapar yang berlebihan.
"Jadi, ketika makan terlalu malam, lambung belum dapat waktu cukup untuk melakukan pengosongan sehingga belum siap ketika diisi lagi dengan sarapan. Itu bisa jadi pemicu masalah pencernaan," jelas Heber.
Beberapa masalah pencernaan yang umum dijumpai akibat pola makan yang salah di antaranya mag, diare, usus buntu, dan wasir.
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis gizi klinik Elia Indrianingsih menjelaskan saluran pencernaan manusia memiliki sistem pertahanan diri alami atau probiotik. Bila dijaga dengan pola makan dan asupan yang bergizi dan cukup serat, probiotik akan berkembang biak dan menghalangi berkembangnya bakteri jahat di saluran cerna.
"Sejak lahir probiotik telah ada pada tubuh manusia. Tidak hanya di lambung, tapi mulai dari rongga mulut hingga ke saluran cerna bagian bawah, paling banyak di usus besar," ujar Elia. Pro/J-3
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved